Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Foxconn Belum Kunjung Ground Breaking Pabrik Baterai Listrik, Bahlil: Kendala Waktu, Doakan Saja

Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn) hingga kini belum melakukan groundbreaking pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Foxconn Belum Kunjung Ground Breaking Pabrik Baterai Listrik, Bahlil: Kendala Waktu, Doakan Saja
IST
Perakitan gadget di pabrik Foxconn. Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn) hingga kini belum melakukan groundbreaking pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan perusahaan manufaktur Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn) hingga kini belum melakukan groundbreaking pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Menurut Bahlil, molornya pelaksanan groundbreaking pabrik Foxconn lantaran terkendala  waktu. Padahal, sebelumnya Bahlil mengatakan Foxconn akan melakukan ground breaking pabrik di Indonesia pada awal 2023.

Hingga kini, belum ada tanda-tanda pelaksanaan groundbreaking bakal dilakukan dalam waktu dekat yang menurut rencana akan dilakukan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

"Enggak ada apa-apa ini cuman karena waktu saja, karena ini kan Covid-19 di China baru selesai," ujarnya usai menghadiri acara Mandiri Investment Forum (MIF) di Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Bahlil memaparkan, dirinya sempat mengatakan groundbreaking Foxconn akan direalisasikan di kuartal I tahun 2023. Hingga saat ini pihaknya masih menunggu perkembangan lebih lanjut.

"Saya kan bilang (groundbreaking) sampai kuartal pertama. Mudah-mudahan tidak ada masalah, nanti di kuartal pertama baru kita lihat perkembangannya," lanjutnya.

Berita Rekomendasi

"Nanti kita umumkan, kalau sudah mau groundberaking saya akan umumkan. Doain ya," paparnya.

Sebelumnya, Bahli menyatakan Foxconn akan melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pabrik bus listrik di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, awal tahun 2023.

"Mereka (Foxconn) akan memulai groundbreaking di awal tahun depan. Mereka akan masuk di ekosistem kendaraan mobilnya terutama base. Mereka melakukan investasi di ekosistem baterai mobilnya dan ITC nya dan lokasinya di Batang," ujar Bahlil dalam video yang diterima Tribunnews.com, Rabu (16/11/2022).

Baca juga: Nvidia dan Foxconn Kembangkan Platform Kendaraan Otonom

Bahlil mengatakan sudah bertemu Chairman Foxconn, Young Liu, dan berbicara selama hampir tiga jam untuk menindaklanjuti kesepakatan investasi pabrik baterai bus listrik tersebut.

Kata Bahlil, kesepakatan kerja sama ini merupakan hasil dari proses panjang negosiasi antara pemerintah Indonesia dengan Foxconn.

"Dia (Chairman Foxconn, Young Liu) datang berdiskusi sama saya kurang lebih sekitar 2 jam 30 menit. Dia menyampaikan niatnya yang sangat serius dan dia tidak tahan lagi untuk mengimplementasikan (investasi)," ucapnya.

Baca juga: Taiwan Siapkan Denda ke Foxconn Atas Tuduhan Investasi Tidak Sah di China

Sebelumnya Foxconn pernah menginginkan untuk investasi di Indonesia. Namun, hal itu urung terjadi lantaran persoalan sulit diselesaikan.

"Sekarang kita mampu menyelesaikan seperti, lahan, insentif kemudahan perizinan dan juga ada fasilitas lain yang dibutuhkan selama memenuhi unsur aturan," kata Bahlil.

Foxconn bersama Gogoro Inc, PT Industri Baterai Indonesia (IBC), dan PT Indika Energy Tbk sudah melakukan penandatanganan MoU kerjasama pada 21 Januari tahun lalu.

Baca juga: Rekrut 200.000 Pekerja, Produksi iPhone di Pabrik Foxconn Diproyeksi Melonjak Hingga 90 Persen

Ketiga perusahaan sepakat menjajaki kerja sama investasi ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang komprehensif di Indonesia mencakup pembuatan baterai listrik (termasuk sel baterai, modul baterai, dan baterai).

Kerjasama ketiganya juga meliputi pengembangan industri kendaraan listrik roda empat, kendaraan listrik roda dua, dan bus listrik (e-bus).

Ketiga perusahaan juga sepakat mengembangkan industri penunjang kendaraan listrik yang mencakup energy storage system (ESS), battery exchange/swap station, battery daur ulang, serta riset dan pengembangan (R&D) baterai elektrik dan EV.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas