Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pakistan Bersiap Hadapi Kekurangan Bahan Bakar di Tengah Krisis Likuiditas

Pakistan sedang dihadapkan pada krisis pasokan bahan bakar usai bank sentralnya menghentikan pembiayaan di sektor energi

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pakistan Bersiap Hadapi Kekurangan Bahan Bakar di Tengah Krisis Likuiditas
OLX
Ilustrasi SPBU di Pakistan. Pakistan sedang dihadapkan pada krisis pasokan bahan bakar usai bank sentralnya menghentikan pembiayaan di sektor energi karena menipisnya cadangan devisa. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, KARACHI – Pakistan sedang dihadapkan pada krisis pasokan bahan bakar usai bank sentralnya menghentikan pembiayaan di sektor energi karena menipisnya cadangan devisa.

"Tidak ada kekurangan pasokan bahan bakar dalam dua minggu ini. Namun, jika kami tidak membuka LC (letter of credit) sekarang, kami mungkin akan mengalami krisis dalam dua minggu berikutnya," kata seorang pejabat senior Pakistan dalam sebuah pernyataan, Selasa (31/1/2023).

Seperti diketahui, negara Asia Selatan itu sedang menghadapi krisis neraca pembayaran dan anjloknya nilai rupee Pakistan mendorong naiknya harga barang-barang impor. Adapun sebagian besar tagihan impor Pakistan terdapat di sektor Energi.

Baca juga: Tekan Biaya Energi, Pilot Project Konversi BBM ke CNG Menyasar Sektor Transportasi

Akhir pekan lalu, Pakistan juga telah mulai menaikkan harga bensin dan solar sebesar 16 persen menjadi 249,80 rupee Pakistan per liter dan sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membuka paket bailout yang ditangguhkan.

Dalam sebuah pertemuan dengan para pelaku industri beberapa waktu lalu, pejabat bank sentral Pakistan mengutip "masalah likuiditas yang parah" yang dihadapi negara untuk penundaan pembukaan LC.

Pada pertemuan yang sama, direktur pelaksana Pakistan State Oil (PSO) mengatakan kargo bensin yang akan dimuat pada 13 Januari telah dibatalkan karena LC tidak dibuka.

BERITA TERKAIT

Direktur pelaksana itu lalu menambahkan bahwa negara memiliki stok terbatas dan situasi seperti itu dapat menyebabkan krisis.

Sebelumnya, Dewan Penasihat Perusahaan Minyak (OCAC), yang mewakili perusahaan penyulingan, saluran pipa, dan pemasaran Pakistan, juga mencatat bahwa penundaan pembukaan LC dapat menyebabkan krisis bahan bakar di negara tersebut.

"Jika LC tidak ditetapkan tepat waktu, impor penting seperti produk minyak bumi akan terpengaruh yang dapat menyebabkan krisis bahan bakar di negara tersebut," kata OCAC.

Pakistan hanya membeli 223.000 ton bensin pada Desember 2022 dibandingkan 608.000 ton pada periode yang sama tahun sebelumnya, menurut data dari Kpler.

Pada Januari tahun ini, negara itu diproyeksikan mengimpor 270.000 ton bahan bakar, lebih sedikit dibandingkan dengan 393.000 ton pada bulan yang sama tahun lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas