Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Potensi EBT Indonesia 3.686 Gigawatt, Kementerian ESDM: Jadi Modal Utama Transisi Energi 

Total potensi EBT di Indonesia mencapai 3.686 Gigawatt yang terdiri dari energi surya, energi angin, energi hidro, bioenergi, panas bumi dan laut

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Potensi EBT Indonesia 3.686 Gigawatt, Kementerian ESDM: Jadi Modal Utama Transisi Energi 
TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO
Fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS yang berkapasitas 2 Megawatt (MW) yang berlokasi di kawasan Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (29/12/2022). (TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Sekretaris Jenderal ESDM Rida Mulyana mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang sangat melimpah.

Menurutnya, total potensi EBT di Indonesia mencapai 3.686 Gigawatt (GW) yang terdiri dari energi surya, energi angin, energi hidro, bioenergi, panas bumi dan laut.

"Krena negara kita memiliki banyak lautan, di laut pun mulai arus, ombak, sampai pasang surutnya itupun bisa dikonversi menjadi listrik, itu sudah kita identifikasi kira-kira berapa potensinya kalau diubah menjadi listrik. Tercatat sampai ini hampir 3.700 GW," ujar Rida dalam keterangannya, dikutip Minggu (5/2/2023).

Rida memaparkan, kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia di tahun 2022 mencapai 81,2 GW.

Menurut dia, jumlah tersebut masih dapat dikembangkan sehingga mampu dijadikan modal utama dalam melakukan transisi energi.

"Listrik Indonesia saat ini kurang lebih 81 GW, bayangkan kita memiliki sumber 3700 GW. Ini masih banyak sekali. Artinya apa, ini adalah modal kita yang lebih dari cukup untuk melakukan transisi energi dengan cara dimanfaatkannya," paparnya.

Berita Rekomendasi

Terlebih, kata Rida, transisi energi merupakan suatu keharusan dimana semua negara saat ini sedang menghadapi dampak perubahan iklim. 

"Di forum internasional saat ini ada isu yang semua warga negara bumi sama-sama concern, aware terhadap yang salah satu ini, yaitu pemanasan global. Kenapa, karena kita kan sampai saat ini hanya bumi satu-satunya yang dapat kita tempati," kata dia.

Baca juga: Pembangunan EBT Diharapkan Mampu Mendorong Bauran Energi Indonesia

Rida menambahkan, di Indonesia, energi yang saat ini tengah dinikmati sebagian besar diperoleh dari energi fosil. Meskipun batubara pada pembangkit masih menjadi pilihan selama masa transisi energi berlangsung.

"Listrik yang kita nikmati itu 86 persennya datang dari energi fosil, dan energi fosil adalah energi yang mengeluarkan emisi lumayan tinggi. Terangnya lampu saat ini 64 persennya datang dari batubara yang tentu saja itu penyumbang emisi yang paling besar diantara yang lain," ucap dia.

Baca juga: Dinilai Hanya Untungkan Swasta, Pemerintah Diminta Hilangkan Skema Power Wheeling di RUU EBT

Namun, ucap Rida, hal tersebut bukanlah sebuah kesalahan atau hal yang perlu disesali, sebab ketersediaan batubara di Indonesia berlimpah dan dimanfaatkan untuk pergerakan ekonomi.

"Itu tidak salah, yang salah adalah kalau kita tidak melakukan apa-apa. Kita kan punya batubara banyak, itu tidak perlu disesali, malah harus disyukuri karena itu adalah anugerah Allah SWT," ujarnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas