Pengamat Pasar Modal: Banyak BUMN Sukses Menjadi Perusahaan Terbuka
Pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu mengatakan, banyak BUMN sukses menjadi perusahaan terbuka.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Hendra Gunawan
Menurut Irwan, salah satu faktor yang berperan meningkatkan kinerja emiten, adalah prinsip transparansi. Dengan keterbukaan, perusahaan lebih terkontrol.
“Kalau belum go public, kan tidak ketahuan, apakah ada penyimpangan atau tidak.
Tetapi kalau sudah go public, akan terpantau sehingga lebih profesional.
Itu yang membuat kinerja meningkat dan mudah-mudahan lebih efisien,” kata dia.
Mengenai kepemilikan saham, Irwan juga mengatakan tidak berubah. Tidak akan beralih ke pihak swasta ataua asing.
Baca juga: Praktisi Pasar Modal: Larangan Ekspor Bauksit Berdampak Positif, Harga Berpotensi Melonjak
Terlebih, jika jumlah saham yang dilepas relatif kecil, misal sekitar 20-30 persen. Dengan kondisi ini, tidak mengubah juga garis kebijakan perusahaan induk.
“Mayoritas masih BUMN, Pemerintah. Untuk investor, istilahnya hanya kebagian rezeki saja,” jelasnya.
Bahkan, lanjut Irwan, para karyawan juga bisa memiliki saham emiten tempat mereka bekerja. Misal lewat koperasi karyawan dan sebagainya.
“Bisa saja mereka mengajukan ke direksi,” kata Irwan.
Terpisah, Profesor Adler Haymans Manurung, juga pengamat pasar modal mengatakan, banyak BUMN masuk lantai bursa dan pada akhirnya menuai sukses.
Keberhasilan menjadi perusahaan terbuka, lanjut Adler, tak lepas dari prinsip keterbukaan.
“Banyak keuntungan dengan IPO. Salah satunya perusahaan akan menjadi transparan terutama pada Laporan Keuangan.
Kondisi ini akan memicu kinerja perusahaan dan pada akhirnya karyawan juga diuntungkan,” kata Adler.
Dengan transparansi, lanjut Penulis buku Pasar Modal Indonesia, Menjadi Bursa Kelas Dunia ini, publik bisa mengetahui kinerja keuangan perusahaan.