Dibayangi Sanksi Rusia, Harga Minyak Dunia Pekan Ini Melonjak 8 Persen
Harga minyak dunia melonjak di atas 8 persen, setelah Rusia mengumumkan paket sanksi dengan memangkas ekspor minyak mentah per Maret 2023.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Harga minyak dunia selama akhir pekan ini terus naik tajam, melonjak di atas 8 persen, setelah Rusia mengumumkan paket sanksi dengan memangkas ekspor minyak mentah per Maret 2023.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak menyatakan, produksi minyak Moskow ke pasar global akan dipangkas sebesar 500.000 barel per hari atau sekitar 5 persen dari produksinya saat ini.
“Seperti yang dinyatakan sebelumnya, kami tidak akan menjual minyak kepada mereka yang secara langsung atau tidak langsung mematuhi prinsip-prinsip ‘pagu harga’,” kata Novak.
Dengan pemangkasan tersebut, Badan Energi Internasional yang berbasis di Paris memperkirakan total pasokan minyak Moskow pada pasar global turun menjadi 9,77 juta barel per hari pada Desember 2023.
Pemangkasan ini dilakukan Rusia sebagai balasan atas pembatasan harga minyak mentah dan produk olahan minyak Rusia yang diterapkan negara Barat sejak 5 Februari lalu.
Pembatasan awalnya dimaksudkan Barat untuk memukul pendapatan ekspor minyak mentah Moskow agar Rusia tak dapat lagi mendanai pasukan perang.
Namun sanksi ini justru menyerang balik negara Barat, pemangkasan yang dilakukan Rusia secara tidak langsung telah memicu kenaikkan harga minyak dunia selama sepekan terakhir.
Reuters mencatat selama akhir pekan ini, harga minyak Brent kontrak April 2023 di ICE Futures menguat 8,07 persen, dari 79,94 dolar AS per barel di pekan sebelumnya menjadi 86,39 dolar AS per barel pada perdagangan Sabtu (11/2/20230).
Baca juga: Pembatasan Harga Minyak Rusia Picu Antrean Kapal Tanker di Lepas Pantai Turki
Kondisi serupa juga dialami oleh perdagangan minyak WTI kontrak Maret 2023 di New York Mercantile Exchange yang melesat 8,62 persen selama sepekan, menjadi 79,72 dolar AS dari sebelumnya di patok di kisaran 73,39 dolar AS.
Apabila kondisi ini terus menerus terjadi maka bukan tidak mungkin dampak tersebut akan membuat harga bahan bakar minyak, solar, dan harga energi lainnya melonjak naik diatas 100 dolar AS per barel selama akhir tahun ini hingga 2024.
Baca juga: Abaikan Keputusan Negara Barat, China Beli Minyak Rusia di Atas Batas Ketentuan G7
Bahkan harga tersebut dapat mengungguli kenaikkan harga minyak semasa awal invasi Rusia ke Ukraina. Saat itu harga minyak dipatok di kisaran 120 dolar AS per barel.
"Dalam jangka sangat pendek pemotongan produksi Rusia tidak terlalu berarti, tetapi seiring kita melangkah maju dan permintaan minyak dunia terus pulih, ancaman ini berpotensi meningkatkan defisit pasokan dan kenaikkan harga di atas rata-rata." kata Andrew Lipow, presiden perusahaan konsultan minyak Lipow Oil Associates.