27 Negara Uni Eropa Tercekik Krisis Energi Setelah Rusia Terapkan Aksi Pembatasan Ekspor
Sebanyak 27 negara Uni Eropa kini menghadapi pembengkakan anggaran akibat krisis energi setelah Rusia membatasi ekspor migas ke mereka.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSEL – Sebanyak 27 negara Uni Eropa kini menghadapi pembengkakan anggaran akibat krisis energi setelah Rusia melakukan aksi balasan memangkas ekspor gas dan minyak mentahnya ke Eropa.
Lewat dekrit yang dirilis Presiden Vladimir Putin pada Desember tahun lalu, Rusia melarang ekspor minyak mentah dan produk olahan minyak ke negara yang memberlakukan pembatasan harga minyak Moskow.
Vladimir Putin menerbitkan dekrit ini sebagai aksi balasan atas tindakan tidak ramah yang dilakukan negara G7 dan Uni Eropa atas sanksi pembatasan harga minyak Rusia sebesar 60 dolar AS.
Sanksi awalnya dimaksudkan Barat untuk menekan pendapatan Rusia, agar Rusia kesulitan memasok senjata dan alat perang selama invasi di Ukraina berlangsung.
Namun sanksi tersebut justru berbalik menyerang Eropa hingga zona Euro mengalami krisis energi.
Ancaman ini bahkan membuat anggaran belanja energi di UE membengkak mencapai hampir 800 miliar euro. Jumlah tersebut membengkak untuk melindungi rumah tangga dan perusahaannya dari ancaman krisis energi.
Menurut analisis peneliti dari lembaga Bruegel negara-negara Uni Eropa kini telah mengalokasikan 681 miliar euro untuk percepatan penanganan krisis energi.
Dengan Jerman sebagai negara yang mengalokasikan anggaran energi terbesar dengan total 270 miliar euro.
Langkah serupa juga dilakukan Inggris dan Norwegia yang masing – masing mengalokasikan anggaran negara sebesar 103 miliar euro dan 8,1 miliar euro sejak September 2021.
Jumlah tersebut melampaui proyeksi UE di tahun lalu, bahkan pengeluaran yang dialokasikan oleh negara-negara untuk krisis energi membengkak tajam bila dibandingkan dengan jumlah anggaran pemulihan Covid-19 UE yang hanya dipatok sebesar 750 miliar euro.
Baca juga: Rusia Desak NATO Adakan Pertemuan Darurat Terkait Ledakan Pipa Nord Stream
Berbagai cara telah dilakukan ke-27 negara di UE untuk menekan pembengkakan anggaran, diantaranya dengan memotong pajak PPN pada harga bensin atau listrik, meningkatkan efisiensi energi hingga mendorong penerapan energi terbarukan.
Serta meningkatkan penggunaan pompa panas, dan mendorong perubahan perilaku lainnya. Akan tetapi cara tersebut belum mampu menekan pembengkakan dalam pendanaan ruang fiskal UE.
Baca juga: Rusia Pangkas Produksi Minyak Hingga 500.000 Barel, Balas Pembatasan Harga oleh Barat
"Alih-alih menekan harga, pemerintah sekarang harus mendorong lebih banyak kebijakan pendukung yang ditargetkan ke dua kuintil terendah dari distribusi pendapatan untuk memompa anggaran" kata analis riset Giovanni Sgaravatti.