Bantah Kabar LG Batal Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik, Bahlil: LG Tetap Jalan Terus
Bahlil Lahadalia, membantah kabar mundurnya LG dari proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia. Yang berubah hanya konsorsium
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, membantah kabar mundurnya LG dari proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia.
"Proses (investasi) sama LG tidak ada perubahan sedikitpun, nggak ada, tetap jalan. Enggak ada berubah, yang berubah itu anggota konsorsiumnya," kata Bahlil dalam Konferensi Pers di BKPM, Kamis (16/2/2023).
Menurutnya, informasi itu disebut salah persepsi. Dia memastikan investasi baterai kendaraan listrik itu tetap berjalan sesuai rencana.
Baca juga: Foxconn Belum Kunjung Ground Breaking Pabrik Baterai Listrik, Bahlil: Kendala Waktu, Doakan Saja
"Jadi saya sampaikan bahwa itu hanya salah persepsi dan LG tetap jalan terus. Ini investasi, orang sudah investasi gimana batal," papar dia.
Terlebih, kata Bahlil, pembangunan pabrik sebesar 10 gigawatt milik LG sudah memasuki tahap akhir. Dia memastikan akan selesai di tahun 2023 ini.
"10 giga udah dibangun di Karawang, masa konstruksi selesai 2023. Bagaimana batal, coba bayangkan, itu investasi kucur 1 miliar dolar AS lebih itu," tegasnya.
Sebelumnya, MIND ID menyebut bahwa proyek pabrik baterai kendaraan listrik Antam dengan LG Energy Solution belum menemui titik cerah.
Pembentukan perusahaan patungan oleh kedua pihak pun tampak masih belum jelas.
LG sendiri mendorong anggota konsorsiumnya, yaitu Huayou untuk melanjutkan diskusi dan negosiasi. Sayangnya, proses negosiasi masih terkendala.
Baca juga: 22 Proyek Senilai Rp37,32 triliun Ditawarkan ke Investor, BKPM: Delapan Proyek Sudah Penjajakan Awal
Sebab, MIND ID menilai bahwa Huayou bukan mitra yang seimbang untuk melanjutkan proses negosiasi dengan Antam.
Dalam hal ini, Huayou hanya bergerak di bidang pengembangan smelter, sedangkan MIND ID menginginkan adanya konsorsium yang lengkap sampai ke arah pengembangan manufaktur baterai kendaraan listrik.