Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Aliansi Vaper Indonesia Minta Kajian Ilmiah Produk Tembakau Alternatif Disosialisasikan

Pengguna produk tembakau alternatif maupun perokok dewasa belum memperoleh informasi komprehensif mengenai fakta dari produk tembakau alternatif.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Aliansi Vaper Indonesia Minta Kajian Ilmiah Produk Tembakau Alternatif Disosialisasikan
DOK.
Ilustrasi. Pengguna produk tembakau alternatif maupun perokok dewasa belum memperoleh informasi komprehensif mengenai fakta dari produk tembakau alternatif yang minim risiko kesehatan. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI), Johan Sumantri, mengatakan produk tembakau alternatif mampu menekan risiko hingga 95 persen lebih rendah dibandingkan rokok.

Dirinya mengatakan hal tersebut tersebut berdasarkan temuan Lembaga Eksekutif Departemen Kesehatan Inggris, Public Health England, dalam Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products (2018).

Menurut Johan, pengguna produk tembakau alternatif maupun perokok dewasa belum memperoleh informasi komprehensif mengenai fakta dari produk tembakau alternatif yang minim risiko kesehatan.

Baca juga: Kajian Ilmiah Terhadap Produk Tembakau Alternatif di Dalam Negeri Harus Terus Dilakukan

“Kami belum bisa memastikan apakah para konsumen sudah terpapar soal profil risiko produk tembakau alternatif yang akurat,” kata Johan kepada media, Sabtu (18/2/2023).

Demi memperkaya informasi sekaligus mencegah disinformasi produk tembakau alternatif di publik, kajian ilmiah di dalam negeri juga harus dimasifkan oleh pemerintah.

“Selain kuantitas atau keterbukaan terkait riset produk tembakau alternatif, kami juga berharap kajian ilmiah tersebut disosialisasikan secara masif kepada seluruh konsumen agar kami dapat membuat keputusan yang berdasarkan fakta,” tuturnya.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (AKVINDO), Paido Siahaan, juga setuju agar akademisi bersama pemerintah segera menggalakkan kajian ilmiah terhadap produk tembakau alternatif.

Hal tersebut supaya konsumen mendapatkan informasi yang komprehensif.

“Agar informasinya akurat diperlukan kajian ilmiah atau menggunakan kajian literasi seperti yang dilakukan Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF-ITB) supaya konsumen memahami perbedaan profil risiko dengan benar," jelas Paido.

Paido melanjutkan minimnya informasi mengenai hasil kajian ilmiah produk tembakau alternatif akan menghambat proses peralihan para perokok dewasa yang ingin berganti ke produk yang lebih rendah risiko.

“Disinformasi menyebabkan perang opini yang akhirnya merugikan perokok dewasa untuk beralih ke produk yang lebih rendah risiko,” pungkas Paido.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas