JPMorgan Kembali Lakukan PHK, 30 Bankir Asal Asia Pasifik Jadi Korban
Layanan perbankan global JPMorgan kembali mengumumkan langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 30 bankir asal Asia Pasifik
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Layanan perbankan global JPMorgan kembali mengumumkan langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 30 bankir asal Asia Pasifik, tak terkecuali para karyawan asal cabang China.
Menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut, pemutusan hubungan kerja (PHK) disampaikan Chief executive officer JPMorgan Chase & Co, Jamie Dimon lewat email kepada para bankir junior, Selasa (21/2/2023).
Dalam laporannya Dimon menjelaskan bahwa perusahaan akan memangkas sejumlah posisi, sebagai salah satu strategi agar JPMorgan dapat meningkatkan efisiensi perusahaan.
Baca juga: Prospek Suram, Unit Usaha Perusahaan Teknologi SoftBank PHK 95 Tenaga Kerja
Dengan begini layanan perbankan asal AS ini dapat menekan pembengkakan kerugian ditengah lonjakan suku bunga yang dilakukan bank sentral The Fed.
Meski kenaikan suku bunga dianggap sebagai cara paling efektif untuk menyeimbangkan harga dan membuat laju inflasi melandai.
Akan tetapi kenaikan suku bunga memicu penurunan laba, ini lantaran kebijakan moneter yang diterapkan The Fed secara tidak langsung telah mengerek naik suku bunga di perbankan lokal, hingga membuat bunga dana pinjaman ikut terkerek ke level tertinggi di tengah lonjakan inflasi.
Kondisi ini yang kemudian membuat pendapatan kuartalan JPMorgan anjlok, karena para investor mulai mengurangi aktivitas di perbankan seperti pinjaman, merger, akuisisi, dan penawaran umum.
Sebelum dihantam krisis, JPMorgan awalnya berencana untuk mempekerjakan lebih dari 500 bankir yang melayani usaha kecil pada tahun 2024, tak hanya itu raksasa perbankan asal AS ini juga berniat meningkatkan tenaga kerja bank sebesar 20 persen atau lebih dari 2.300 karyawan di tahun ini.
Namun imbas kondisi ekonomi dunia yang berkontraksi, JPMorgan terpaksa menurunkan target perekrutan guna menstabilkan laba perusahaan.
Baca juga: Induk Facebook Dikabarkan akan PHK Karyawan Lagi Usai Pangkas 11 Ribu Orang pada Akhir 2022
"Kami masih membuka cabang dan secara umum di seluruh dunia, kami masih mempekerjakan bankir, bankir konsumen, bankir usaha kecil, bankir pasar menengah, orang-orang di luar negeri. Kami memiliki lebih banyak klien.” ujar Dimon seperti yang dikutip dari Bloomberg.
PHK seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan JPMorgan, sebelumnya di bulan Mei tahun lalu layanan perbankan ini sempat memecat 3.700 staf. Namun karena kondisi perekonomian perusahaan yang kian seret, mendorong JPMorgan untuk kembali melakukan PHK, menyusul langkap perbankan AS lainnya.
Seperti Goldman Sach, perusahaan jasa keuangan multinasional dan investasi yang berpusat di Amerika Serikat ini dilaporkan telah memangkas 3.200 karyawannya di kantor New York, Hong Kong, dan London pada awal Januari kemarin.
Baca juga: Mark Zuckerberg : PHK Facebook Masuk Putaran Baru, Berlanjut Hingga Akhir 2023
CEO Goldman Sachs, David Solomon menjelaskan PHK dilakukan buntut dari kondisi moneter pasar global yang menegang. Hingga membuat laba pendapatan Goldman menurun tajam menjadi 7 miliar dolar AS, menyusut drastis bila dibandingkan dengan pendapatan Goldman di tahun 2021 yang dipatok 132,3 miliar dolar AS.
Menyusul yang lainnya, bank investasi terbesar kedua di Swiss, Credit Suisse awal bulan Februari 2023 melakukan pemutusan hubungan kerja pada 10 persen karyawan asal Eropa, sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan imbas krisis.