Rupiah Sore Ini Ditutup Melemah, Besok Diperkirakan Masih di Zona Merah
Mata uang rupiah ditutup melemah 31 poin terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup melemah 31 poin terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini. Rupiah sempat melemah hingga 35 poin di level Rp 15.190 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.159 per dolar AS.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif. Namun, ditutup melemah di rentang Rp 15.180 hingga Rp 15.230 per dolar AS," ujar pengamat pasar uang sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya, Selasa (21/2/2023).
Dia menjelaskan, sentimen eksternal yang memengaruhi rupiah, yakni The Greenback diparkir di bawah puncak baru-baru ini pada hari Selasa karena reli tiga pekan memudar dan pedagang menunggu data ekonomi untuk mencari tahu apakah perlu mendorong dolar AS naik lebih jauh.
Kemudian, data tenaga kerja AS yang kuat dan inflasi yang kaku telah meningkatkan ekspektasi suku bunga AS dan mendukung reli dolar bulan ini, data manufaktur Eropa dan AS hari Selasa, dan Indeks Harga Inti PCE hari Jumat akan memandu langkah selanjutnya.
"Selain itu, dana Fed berjangka saat ini menyiratkan sekitar 16 persen peluang untuk itu. Sementara di Eropa, kenaikan 50 basis poin pada bulan Maret sudah diperhitungkan," kata Ibrahim.
Di sisi lain, sentimen internal yang memengaruhi rupiah, yakni momentum perekonomian Indonesia cukup kuat pada 2022 dengan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen akan terus dijaga hingga 2024.
Baca juga: Selasa Pagi Rupiah Bergerak Melemah ke Level Rp15.200 per Dolar AS, Ini Penyebabnya
"Untuk itu, ada beberapa indikator pertumbuhan ekonomi yang harus dikendalikan dan diperkuat," kata Ibrahim.
Dari sisi permintaan konsumsi rumah tangga untuk bisa tetap tumbuh di atas 5 persen, maka inflasi di Indonesia juga harus dikendalikan, konfiden dari konsumen harus dijaga, dan juga investasi akan terus memomentumnya diperkuat.
Baca juga: Rupiah Terkapar Terhadap Dolar AS di Penghujung Pekan, Kini di Level Rp15.210
Selanjutnya, dia menambahkan, fokus program prioritas saat ini adalah upaya penurunan kemiskinan ekstrem hingga nol persen pada 2024.
"Pemerintah akan memperioritaskan pendanaan untuk tahun ini dan tahun depan. Prioritas lain yaitu mengenai penurunan angka kekerdilan (stunting) di Indonesia," pungkasnya.