Risiko Perusahaan Asuransi di 2023: Klaim Nasabah Meningkat hingga Turunnya Kinerja Investasi
Ada risiko penurunan pendapatan underwriting atau proses seleksi calon nasabah asuransi karena memburuknya dunia bisnis.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktisi Risk Management dari Indonesia Financial Group (IFG) Raden Rachmadi Gustrian membeberkan risiko penurunan kinerja keuangan holding dan anak perusahaan di 2023.
Baik dari penurunan sisi likuiditas, profitabilitas, investasi, dan permodalan yang disebabkan oleh beberapa faktor akibat menghadapi risiko resesi tahun ini.
"Tantangannya di tahun 2023, itu kita melihat adanya kemungkinan atau adanya risiko penurunan pendapatan premi. Kemudian kita harus membayar klaim lebih tinggi," ujarnya dalam event "Indonesia Financial System Stability Summit 2023" di Jakarta, Kamis (23/2/2023).
Baca juga: Pasca Pandemi, Asuransi Kini Semakin Berperan Penting di Masyarakat
Selanjutnya, ada risiko penurunan pendapatan underwriting atau proses seleksi calon nasabah karena memburuknya dunia bisnis.
"Kedua, underwriting yang hasilnya mungkin akan menurun gitu ya. Ada risiko itu," kata Rachmadi.
Selanjutnya, ada risiko turunnya kinerja portofolio investasi akibat turmoil atau kekacauan dari sisi ekonomi dan keuangan.
"Juga di sisi investasi karena ini turmoil, kita ada resiko turunnya kinerja portofolio investasi. Jadi, dari balance sheet (neraca), kita menghadapi risiko di kiri dan kanan gitu ya," pungkasnya.