Bersahabat Lama, Begini Cara China Tolong Ekonomi Rusia dari Risiko Kejatuhan Akibat Sanksi Barat
Perusahaan-perusahaan Rusia telah menggunakan lebih banyak yuan untuk memfasilitasi naiknya perdagangan Rusia dengan China.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Impor batubara melonjak 54 persen menjadi 10 miliar dolar AS. Sedangkan pembelian gas alam termasuk gas pipa dan LNG dari Rusia, meroket 155 persen menjadi 9,6 miliar dolar AS.
Ini menjadi keuntungan bagi kedua belah pihak. Rusia sangat membutuhkan pelanggan baru karena bahan bakar fosilnya dijauhi oleh Barat.
Baca juga: Ultimatum China ke AS Soal Konflik Ukraina: Jangan Tambah Bahan Bakar ke Api
Sementara bagi China, yang sekarang fokus untuk menyelamatkan ekonominya dari kemerosotan, membutuhkan energi murah untuk menggerakkan industri manufakturnya yang besar.
Kedua belah pihak berencana memperluas kemitraan itu lebih lanjut, termasuk kesepakatan antara perusahaan energi Gazprom dan China National Petroleum Corporation untuk memasok lebih banyak gas ke China selama 25 tahun ke depan.
“Dengan dibukanya ekonomi China pada tahun 2023, kita dapat mengharapkan peningkatan lebih lanjut dalam ekspor Rusia ke China, termasuk minyak bumi dan produk olahan minyak lainnya,” kata seorang profesor di Moscow State Institute of International Relations, Anna Kireeva.
Baca juga: Rusia dan China Berjanji Perkuat Hubungan Meski Ada Tekanan Internasional
2. Mengambil alih Jadi Pemasok, Menggantikan Barat
Rusia telah menghabiskan banyak dana untuk membeli mesin, elektronik, logam dasar, kendaraan, kapal, dan pesawat terbang dari China, sebagaimana dirinci dalam laporan Layanan Riset Kongres AS dari Mei lalu.
“Meskipun China enggan memberikan dukungan langsung pada perang Rusia, hubungan bilateral akan terus tumbuh karena Beijing bersifat oportunistik,” kata Thomas.
“Xi menghargai dukungan Putin sebagai pemberat strategis melawan Amerika Serikat yang semakin bermusuhan, tetapi dia tertarik pada Rusia terutama karena apa yang dapat dilakukannya untuk China,” tambahnya.
Rusia juga perlu mencari pengganti impornya dari pasar Barat, seperti mobil dan elektronik.
Merek mobil China, termasuk Havel, Chery, dan Geely, pangsa pasar mereka melonjak dari 10 persen menjadi 38 persen dalam setahun setelah cabutnya sejumlah merek kendaraan Barat di pasar Rusia, menurut data terbaru dari perusahaan riset Rusia Autostat.
Pangsa pasar merek-merek mobil China di Rusia kemungkinan akan tumbuh lebih jauh pada tahun ini.
Di industri elektronik, produk elektronik merek China menyumbang sekitar 40 persen dari pasar smartphone di Rusia pada akhir 2021.
Setahun kemudian, mereka hampir mengambil alih industri dengan 95 persen pangsa pasar, menurut perusahaan riset pasar Counterpoint.