KCI akan Impor KRL, Pengamat: INKA Baru Siap Sediakan Kereta pada 2025
PT KCI berencana untuk melakukan impor Barang Modal Dalam Keadaan Tidak Baru (BMTB) berupa 120 Unit KRL Type E217.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) berencana melakukan impor Kereta Rel Listrik atau KRL.
Surat Permohonan sudah dikirimkan kepada Kementerian Perdagangan melalui Dirjen Perdagangan Luar Negeri (Daglu) tertanggal 13 September 2022.
Kemudian pada tanggal 28 September 2022, Dirjen Daglu langsung bersurat kepada Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, perihal Permohonan Masukkan dan Tanggapan Atas Rencana Impor Barang Dalam Keadaan Tidak Baru oleh PT KCI tertanggal 28 September 2022.
Baca juga: Volume Penumpang KRL di Stasiun Manggarai Kerap Membludak, Ini Komentar Penumpang dan KCI
Melalui surat tersebut, PT KCI berencana untuk melakukan impor Barang Modal Dalam Keadaan Tidak Baru (BMTB) berupa 120 Unit KRL Type E217 untuk kebutuhan 2023 dan 228 Unit KRL Type E217 untuk tahun kebutuhan 2024 dengan Pos Tarif/HS Code 8603.10.00.
Sayangnya, berdasarkan pertimbangan teknis atas rencana impor PT KCI belum dapat ditindaklanjuti dengan pertimbangan pada fokus Pemerintah meningkatkan produksi dalam negeri, serta substitusi impor melalui Program Peningkatan Pengguna Produk Dalam Negeri (P3DN).
Pengamat dari Institut Studi Transportasi (INSTRAN) Darmaningtyas, mengatakan untuk mendukung program P3DN KCI sudah melakukan kontrak kerja sama dengan PT INKA, namun kereta yang dipesan baru tersedia pada 2025.
"KCI sudah kontrak KRL baru dengan INKA senilai Rp 4 triliun. Tapi INKA baru siap menyediakan keretanya 2025 nanti, sementara tahun ini harus ada penggantian 120 unit dan 2024 perlu ganti 228 unit," jelas Darmaningtyas kepada Tribunnews, Senin (27/2/2023).
Agar penumpang KRL tidak terlantar, Darmaningtyas menekankan impor memang harus dilakukan. "Solusinya memang harus diijinkan impor," tuturnya.