Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pertama dalam 12 Tahun, IHSG Minus di Januari, Analis Bilang Modal Asing Mengalir ke China

Ada capital inflow masuk ke pasar saham China pada Februari 2023 atau sebulan setelah IHSG anjlok di Januari 2023.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pertama dalam 12 Tahun, IHSG Minus di Januari, Analis Bilang Modal Asing Mengalir ke China
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (30/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali dalam 12 tahun terakhir mencatatkan return negatif di Januari, yakni minus 0,8 persen pada Januari 2023, dengan catatan tidak termasuk tahun Covid-19 pada 2020. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali dalam 12 tahun terakhir mencatatkan return negatif di Januari, yakni minus 0,8 persen pada Januari 2023, dengan catatan tidak termasuk tahun Covid-19 pada 2020. 

Hans menilai ambruknya IHSG di awal 2023 karena arus modal asing keluar atau capital outflow dengan beralih ke pasar saham China. 

"Besarnya arus keluar asing kemungkinan disebabkan oleh rotasi modal ke China dan aksi ambil untung yang terlihat di sektor perbankan," ujar dia melalui risetnya kepada Tribunnews.com, Senin (27/2/2023). 

Dia membeberkan, ada capital inflow masuk ke pasar saham China pada Februari 2023 atau sebulan setelah IHSG anjlok di Januari 2023.

"Pada bulan Februari, asing mencatatkan aliran masuk sebesar Rp 3,5 triliun karena arus masuk ke China telah stabil (sebagaimana tercermin dalam volatilitas yang lebih rendah)," kata Hans. 

Baca juga: IHSG Hari Ini Berpeluang Lanjutkan Penguatan

Padahal, dirinya menilai kondisi perekonomian Indonesia juga tidak dapat masuk kategori buruk, malah terbilang baik termasuk dari sisi nilai tukar rupiah. 

Baca juga: IHSG Senin Melorot 0,20 Persen di Awal Perdagangan, PTBA Jadi Top Gainer

Berita Rekomendasi

"Makro Ekonomi Indonesia sehat secara fundamental, yield  obligasi turun 21 basis poin dan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat sebesar 2,6 persen. Kemudian, pertumbuhan pendapatan yang solid berdasarkan laporan bank-bank besar mengalahkan emiten lain secara keseluruhan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas