Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

PLN Energi Primer Indonesia Andalkan Hutan Tanaman Energi Untuk Suplai Biomassa

PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) akan mengandalkan hutan tanaman energi yang akan diolah menjadi serbuk gergaji (sawdust).

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in PLN Energi Primer Indonesia Andalkan Hutan Tanaman Energi Untuk Suplai Biomassa
Endrapta Pramudhiaz
Direktur Biomassa PT PLN Energi Primer Indonesia Antonius Aris Sudjatmiko ketika ditemui usai konferensi pers di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2023). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam menyediakan suplai primer biomassa, PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) akan mengandalkan hutan tanaman energi yang akan diolah menjadi serbuk gergaji (sawdust).

Sebab, hal itu tak akan bisa membantu mencapai target suplai biomassa sebesar 10 juta ton pada 2025 nanti, bila hanya mengandalkan suplai dari masyarakat melalui kerja sama dengan berbagai UMKM terkait.

"Suplai biomassa sekarang berasal dari masyarakat. Berbagai produk industri jumlahnya sekarang ada 1 juta ton. Kemudian, 2024 nanti akan meningkat sekitar 3 juta ton. 2025 nanti ada 10 juta ton," kata Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2023).

Baca juga: Kejar Net Zero Emisi Karbon 2060, FFI Belanja Energi Terbarukan dari PLN

"Ini 10 juta ton tidak bisa mengandalkan suplai dari masyarakat. Ini harus mengandalkan dari hasil hutan tanaman energi atau hutan tanaman industri yang kita olah menjadi sawdust," ujarnya melanjutkan.

Dalam menggarap hutan tanaman energi, PLN EPI tidak hanya menggunakan lahannya sendiri. Mereka akan mengajak kerja sama beberapa perusahaan, termasuk BUMN.

"Inilah kemudian kita kerja sama dengan Perhutani, PTPN. Insyaallah 2025 sudah mulai." kata Antonius.

BERITA REKOMENDASI

Menurut dia, hutan tanaman energi ini berbeda dengan hutan tanaman industri (HTI) lain. Kalau biomass, semua tipe kayu bisa masuk.

Contohnya, bila lokasi hutannya berada di tempat serapan air, bisa ditanam tanaman yang menyerap air.

"Kemudian yang terjal bisa kita tanami tanaman yang terjal. Bisa juga untuk pakan ternak. Termasuk tanaman untuk ekosistem fauna. Itu ada tanaman buah, Ranting-rantingnya rambutan, bisa juga masuk. Jadi, tidak homogen seperti konsep-konsep HTI sebelumnya. Tapi, untuk sustainability, itu adalah konsep heterogen," ujarnya.

Mengenai lokasi hutan tanaman energi ini, Antonius mengungkap tempatnya akan ada di daerah sekitar PLTU, 50-100 kilometer dari titik pembangkit tersebut berada.

Baca juga: PLN Operasikan SUTT 150 kV Malingping-Bayah Dukung Sistem Kelistrikan di Banten Selatan

Lalu, pihaknya juga juga sudah memetakan tanah-tanah yang tidak produktif, di mana itu bisa menjadi suatu potensi kerja dengan pemerintah daerah setempat.


Tak hanya itu, hutan tanaman energi juga akan tersebar secara baik di seluruh pulau Indonesia.

"Sekarang sedang menjajaki di daerah Sulawesi Tenggara, Jawa Bagian Selatan, NTT, Sumatera Utara, dan Aceh," kata Antonius.

Sebagai informasi, PLN EPI memiliki rencana 52 PLTU Batubara bisa menerapkan teknik co-firing pada 2030, di mana suplai biomassa setiap tahunnya berbeda-beda.

Baca juga: Konsumsi Listrik Naik 6,3 Persen, Pendapatan PLN Tembus Rp455 Triliun di 2022

Tahun ini, mereka akan menyediakan suplai sebanyak 1,05 juta ton. 2024 sebanyak 2,83 juta ton, lalu 2025 sebanyak 10,20 juta ton.

Pada 2026, akan ada suplai 10,11 juta ton, 2027 sebayak 9.08 juta ton, 2028 sebanyak 9,11 juta ton, 2029 sebanyak 9,14 juta ton, dan 2030 sebanyak 8,91 juta ton.

PT PLN Energi Primer Indonesia merupakan subholding terbaru PLN yang bertugas melakukan tata kelola hingga rantai pasok dari sumber energi primer kepada para pembangkit.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas