Industri Manufaktur Indonesia Didorong Jalankan Transformasi Digital dari Hulu ke Hilir
Mengutip data Forrester Analytics Business Technographics, di tahun 2021 hanya 43 persen perusahaan di Indonesia yang sedang melakukan transformasi
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor industri manufaktur di Indonesia terus didorong melakukan transformasi bisnis berbasis digital, tidak hanya pada proses di hulu dari bahan baku sampai tahapan produksi, tapi juga ke sektor hilir di aspek pemasaran.
Ini karena transformasi digital bisa membantu pengelolaan bisnis yang semakin kompleks dan berkembang.
Sanjit Shewale, VP Global Head of Digital Process Divisi Industri ABB, perusahaan global penyedia solusi untuk proses industri manufaktur mengatakan, transformasi digital mengubah secara fundamental bagaimana suatu organisasi beroperasi, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan pelanggannya.
Baca juga: Tatap Tahun Ketidakpastian, Bank DKI akan Pertajam Inovasi Digital
Mengutip data Forrester Analytics Business Technographics, di tahun 2021 hanya 43 persen perusahaan di Indonesia yang sedang melakukan transformasi digital.
Meski begitu, transformasi digital sangat penting untuk dilakukan, terutama dalam meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi risiko pelanggaran, dan meminimalkan risiko kesalahan manusia.
Metode kerja yang lama kian mengalami disrupsi karena perusahaan ingin menumbuhkan budaya digital dan meningkatkan kemampuan karyawan agar siap menghadapi transformasi yang terjadi.
Sanjit mengatakan, sektor manufaktur yang digarap proses transformasi digitalnya di Indonesia oleh ABB Process Industries adalah industri pulp dan kertas, semen, logam, pertambangan, gearless mill drive (GMD), hoist, makanan dan minuman, otomatisasi data center, rectifier daya tinggi dan produksi baterai.
"Anggapan bahwa proses transformasi digital berlangsung dalam jangka waktu tertentu, tidak benar. Transformasi digital merupakan proses berkelanjutan, dan hal yang paling harus diperhatikan bukan hanya teknologi, melainkan perubahan dalam manajemen perusahaan," ujarnya.
Dia menjelaskan, ABB mengambil tanggung jawab dalam membangun dan mengedukasi para pemangku kepentingan di perusahaan. "Agar memiliki pola pikir yang berorientasi pada tujuan, serta menyadari pentingnya transformasi digital untuk efisiensi, pertumbuhan, dan keberlanjutan perusahaan," kata Sanjit Shewale.
Baca juga: Transformasi Digital Pengadaan Barang dan Jasa Diyakini Efektif Cegah Praktik Korupsi
Deepak Goyal, Digital Sales Manager ABB Process Industries untuk Wilayah Asia Tenggara, menambahkan, seperti yang banyak ditemui saat ini, digitalisasi telah mengubah proses industri perusahaan di seluruh Asia Tenggara.
"Karena teknologi baru ini dapat mengotomasi dan memonitor secara akurat aktivitas yang kompleks, digitalisasi tentu akan memperkuat produktivitas dan efisiensi," jelasnya.
Solusi transformasi digital dari ABB dikembangkan untuk mendorong dan mengelola proses dalam skala industri.
Diawali dengan mengidentifikasi tujuan masa depan perusahaan, kegiatan ini berlanjut ke tahap pembuatan arsitektur digital, lalu memetakan dengan jelas perjalanan transformasi digital yang akan berlangsung sebelum menerapkan perubahan strategis di manajemen perusahaan.