Masyarakat NTT Diberikan Pelatihan dan Bantuan untuk UMKM di Bidang Tenun
Bank Tabungan Negara (BTN) menggenjot ekonomi masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan gizinya secara baik, sehingga angka stunting dapat ditekan.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (BTN) menggenjot ekonomi masyarakat untuk dapat memenuhi kebutuhan gizinya secara baik, sehingga angka stunting dapat ditekan.
Corporate Secretary Bank BTN Achmad Chaerul mengatakan, BTN bersama 10 Relawan Bakti BUMN bersiap mendukung program pemerintah yakni tekan stunting melalui terjun langsung ke daerah dengan angka stunting tinggi di Desa Kolbano, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selain menekan angka stunting, beragam program yang akan dilakukan adalah perbaikan perpustakaan sekolah, pelatihan dan bantuan untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di bidang tenun, hingga dukungan sarana kebersihan di pantai Kolbano.
Baca juga: Kebutuhan Hunian Tinggi, BTN Berharap Sekolah Properti Melahirkan Developer Baru
"Kami menyadari bahwa untuk perbaikan stunting tidak hanya terkait perbaikan gizi, tapi juga menyangkut perlunya penambahan pengetahuan, ekonomi, dan kebersihan. Untuk itu kami mencoba merangkum berbagai hal penting tersebut dalam program Relawan Bakti BUMN untuk NTT yang Lebih Baik," tutur Chaerul dalam keterangannya, Senin (6/3/2023).
Nantinya kegiatan di NTT akan dilaksanakan serentak melalui program Relawan Bakti BUMN pada 7-10 Maret 2023.
Program tersebut menjadi saluran bagi para pegawai BUMN terpilih dari seluruh Indonesia untuk terlibat secara langsung dan memberikan baktinya membangun Indonesia melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
"Dengan hadir dan berbakti secara langsung bersama 10 Relawan Bakti BUMN, kami berharap dapat turut menekan angka stunting di Desa Kolbano, NTT. Sehingga, masyarakat di sana juga dapat merasakan Bakti BUMN secara nyata dalam kehidupan mereka," ujar Chaerul.
Baca juga: Kejar Target Zero Backlog Perumahan, BTN Usulkan Enam Langkah Ini
Hingga kini, NTT sendiri masih tercatat sebagai provinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia.
Stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan makanan bergizi dalam jangka panjang sehingga menyebabkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Provinsi di kawasan Indonesia Timur tersebut mencatatkan angka stunting sebesar 35,3 persen pada 2022.
Posisi tersebut masih jauh dari target Pemerintah untuk menekan angka stunting ke level 14 persen pada 2024.