Menhub Budi Karya: Pergerakan Masyarakat Saat Masa Lebaran 2023 Diprediksi Sebanyak 123,8 Juta Orang
Peningkatan perjalanan pada arus mudik diprediksi mulai meningkat sejak H-3 (Rabu 19 April 2023).
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Potensi pergerakan masyarakat selama masa Lebaran 2023 (Idul Fitri 1444 H) diprediksi mencapai 123,8 juta orang.
Hal itu disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, mengutip hasil survei milik Badan Kebijakan Transportasi (BKT).
Jumlah ini meningkat 14,2 persen jika dibandingkan dengan prediksi pergerakan masyarakat di masa Lebaran 2022 lalu yang mencapai 85,5 juta orang.
"Melihat potensi pergerakan masyarakat yang begitu tinggi pada masa mudik tahun ini, kami bersama pemangku kepentingan terkait akan menyiapkan langkah-langkah antisipasi," kata Budi dalam keterangannya, dikutip Selasa (7/3/2023).
Baca juga: Kementerian Perhubungan Berharap 400 Lebih Pesawat Bisa Layani Pemudik Saat Lebaran 2023
Langka-langkah antisipasi tersebut di antaranya berupa penyiapan sarana prasarana transportasi, aspek keselamatan, manajemen rekayasa lalu lintas, dan kebijakan lainnya agar penyelenggaraan mudik tahun ini dapat berjalan dengan selamat, aman, dan terkendali.
Budi menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya potensi pergerakan masyarakat di masa mudik tahun ini.
Faktor-faktor tersebut adalah tidak adanya PPKM, memasuki masa pra endemi atau mendekati normal pasca pandemi Covid-19, dan perekonomian yang semakin membaik.
Selain itu, tidak ada pembatasan atau larangan perjalanan dan persepsi positif dari masyarakat pada penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun 2022 lalu turut menjadi faktor.
"Penanganan arus mudik dan balik pada Lebaran tahun ini sangat menantang. Maka itu kami telah menyiapkan langkah antisipasi sejak awal tahun," kata Budi.
"Selain itu, evaluasi dari penyelenggaraan mudik serta Natal dan tahun baru sebelumnya menjadi bekal penting sebagai pelajaran agar tahun ini bisa lebih baik lagi," ujarnya melanjutkan.
Berdasarkan hasil survei, asal pergerakan masyarakat diprediksi didominasi dari Pulau Jawa, yaitu sebesar 62,5 persen atau 77,3 juta orang.
Adapun lima daerah asal pemudik terbanyak berasal dari Jawa Timur 17,1 persen (21,2 juta orang).
Kemudian, Jawa Tengah 15,1 persen (18,7 juta orang), Jabodetabek 14,8 persen (18,3 juta orang), Jawa Barat 12,1 persen (14,9 juta orang), dan Sumatera Utara 3,6 persen (4,4 juta orang).
Sementara, lima daerah tujuan perjalanan masyarakat tertinggi juga dimiliki Jawa Tengah dengan 26,45 persen (32,75 juta orang).
Kemudian, Jawa Timur 19,8 persen (24,6 juta orang), Jawa Barat 16,73 persen (20,72 juta orang), Jabodetabek 6,52 persen (8,07 juta orang), dan Yogyakarta 4,78 persen (5,9 juta orang).
Sedangkan puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-1 (Jumat 21 April 2023), di mana diprediksi terjadi pergerakan sebesar 14,3 persen (17,7 juta orang).
Peningkatan perjalanan pada arus mudik diprediksi mulai meningkat sejak H-3 (Rabu 19 April 2023).
Untuk puncak arus balik, diperkirakan terjadi pada H+2 (Selasa 25 April 2023) dan diprediksi pergerakan yang masih cukup tinggi hingga H+3 (Rabu 26 April 2023).
Baca juga: Mudik Lebaran 2023, ASDP: Jangan Beli Tiket Ferry dari Calo
Selanjutnya, untuk pemilihan moda transportasi didominasi moda darat.
Rinciannya, mobil pribadi 22,07 persen (27,32 juta orang), sepeda motor 20,3 persen (25,13 juta orang), bus 18,39 persen (22,77 juta orang), kereta api antarkota 11,69 persen (14,47 juta orang), dan mobil sewa 7,7 persen (9,53 juta orang).
Survei ini dilakukan secara daring yang pengerjaannya melibatkan akademisi dan pakar transportasi.
Hasil survei ini disebut akan menjadi dasar dan masukan penyiapan rencana operasi (renops) penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun 2023 yang dilakukan Kemenhub, Kementrian/Lembaga, dan juga pihak terkait lainnya.