Fokus Atasi Masalah Sampah, Waste4Change: Di Jakarta Bisa Bangun Satu Candi Borobudur
Pemerintah tidak bisa sendirian, harus bersama-sama dengan private sektor, salah satunya startup atau perusahaan seperti Waste4change.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Startup pengelolaan sampah, Waste4Change menyatakan, punya semangat perubahan untuk sesuatu yang tidak mudah sama sekali untuk masalah persampahan.
CEO dan Founder Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano mengatakan, pemerintah yang memang sudah punya kewenangan dan dana pun belum mampu benar-benar mengatasi permasalahan sampah.
Dia berpikir pemerintah tidak bisa sendirian, harus bersama-sama dengan private sektor, salah satunya startup atau perusahaan seperti Waste4change.
Baca juga: Tim Pesantren Hijau Latih Santri Al Mubarok Mranggen Demak Kelola dan Bangun Bank Sampah
"Saya tidak mau terlalu lama di masalah sampah, tampaknya kita sudah tahu semua, ada sekitar 175 ribu ton per hari (di Indonesia). Jakarta saja 8 ribu ton per dua hari, Jakarta sampahnya bisa bangun satu candi Borobudur," ujarnya dalam diskusi "Investasi Hijau untuk Pengelolaan Sampah yang Bertanggung Jawab”, Rabu (8/3/2023).
Mohamad menjelaskan, ternyata sampah juga menghasilkan gas metan yang itu berkontribusi terhadap gas efek rumah kaca, di mana sudah menjadi target global dan pemerintah bahwasannya Indonesia harus mencapai net zero emission.
"Kami bisa berkontribusi di sektor ini. Kami memang ingin menjadi salah satu perusahaan yang menyelesaikan masalah sampah, kami melihat riset bahwasanya banyak sekali perusahaan bergerak dari sampah sudah banyak," katanya.
Namun, dia menambahkan, ternyata masalahnya tidak selesai-selesai karena fokus ke high value atau yang punya nilai jual saja.
"Realitanya kita harus betul-betul berinvestasi kepada sektor untuk public service atau pelayanan publik. Ini proses yang tadi kita udah lihat bareng-bareng gimana kita mengelolanya dengan manajemen yang bagus, dikelola dengan baik, sehingga kita bisa mengurangi hingga 90 persen sampah menjadi sumber daya dan 10 persen menjadi residu," pungkasnya.