Protes Kebijakan Reformasi Pensiun Emanuel Macron, Sejuta Buruh Prancis Ngamuk di Jalanan
Sebanyak 1,2 juta buruh di Prancis turun ke jalanan menggelar aksi mogok kerja memprotes reformasi pensiun yang digulirkan Presiden Emmanuel Macron.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, PRANCIS – Sebanyak 1,2 juta buruh di Prancis dilaporkan turun ke jalanan menggelar aksi mogok kerja memprotes kebijakan reformasi pensiun yang digulirkan Presiden Emmanuel Macron.
Demo tersebut mulai pecah setelah Presiden Macron menaikan batas usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun. Tak hanya itu dalam dekrit reformasi pensiun, Macron turut menambah jam kerja bagi para pekerja di negaranya.
Meski kebijakan ini diklaim sebagai cara yang ampuh untuk membantu negara meningkatkan pendapatan kuartalan serta membendung pembengkakan defisit akibat membludaknya uang belanja bagi pensiunan.
Namun perubahan ini membuat Prancis menjadi negara yang paling lama melakukan purna tugas di antara negara Eropa lainnya.
Alasan tersebut jutaan warga Prancis pecah hingga nekat menggelar protes di jalanan mulai dari hari Selasa (7/3/2023) waktu setempat.
.Meski aksi demo tersebut merupakan yang keenam kalinya yang dilakukan serikat pekerja Prancis, namun mengutip dari the Guardian demo yang digelar pekan ini merupakan yang terbesar lantaran memicu gangguan pada layanan kereta api, memicu sekolah-sekolah diliburkan, dan menghentikan pengiriman bahan bakar.
"Pertarungan sesungguhnya dimulai sekarang," tegas perwakilan serikat pekerja FO, Marin Guillotin, di kilang minyak Donges di Prancis bagian barat.
Perusahaan transportasi SNCF dan RATP mengumumkan bahwa layanan kereta apinya mengalami gangguan dan terpaksa berhenti beroperasi hingga batas waktu yang tak ditentukan setelah para karyawan melakukan mogok kerja untuk memprotes rencana reformasi pensiun itu.
Baca juga: Dianggap Bawa Kemunduran bagi Prancis, Erdogan Pertanyakan Kompetensi Macron
Kondisi serupa juga terjadi pada penerbangan Prancis yang dilaporkan ikut terdampak hingga Otoritas penerbangan sipil Prancis, meminta maskapai untuk mengurangi jadwal penerbangan masing-masing sebesar 20 hingga 30 persen di bandara Charles de Gaulle dan Orly di Paris.
Kilang minyak Total Energies sebagai salah satu produsen pengiriman bahan bakar ke pompa bensin juga terpengaruh, karena 40 persen karyawannya turun ke jalanan mendesak Macron membatalkan reformasi.
Sementara Pemasok energi lainnya, Enedis, mengatakan 4.000 klien di Boulognedi Prancis utara tak mendapat aliran listrik pada Selasa pagi akibat serikat pekerja yang mogok.
Baca juga: Presiden Prancis Macron Kritik Elon Musk karena Melonggarkan Aturan Konten Twitter
Aksi Mogok kerja juga dilaporkan terjadi di banyak sektor industri lainnya, bahkan meluas hingga ke para sopir truk dan petugas pengambil sampah.
Kendati pemerintah setempat belum melaporkan adanya korban jiwa dalam demo ini, namun aksi serupa diperkirakan akan kembali terjadi kembali pada Sabtu (11/3/2023).
Apabila Presiden Emmanuel Macron tak kunjung mengubah sikap kakunya yang dapat menyebabkan situasi di Prancis pecah dan memanas.