Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

LPS Lihat Kenaikan Suku Bunga Acuan Belum Berakhir Meski Inflasi Terkendali

The Fed masih terus melanjutkan kenaikan suku bunga acuan dengan suku bunga acuan terakhir berada di level 4,75 persen.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in LPS Lihat Kenaikan Suku Bunga Acuan Belum Berakhir Meski Inflasi Terkendali
HO
Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Didik Madiyono saat membuka diskusi pada LPS-FORWADA Discussion Series. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Didik Madiyono tidak memungkiri tingkat inflasi yang tinggi di berbagai negara menjadi penyebab bank-bank sentral global menaikkan suku bunga acuan.

Akan tetapi, menurutnya, secara gradual inflasi kini telah mengalami tren penurunan.

"Inflasi AS yang dulu sempat menyentuh level 9 persen, kini mulai menurun ke level 6,4 persen. Demikian pula inflasi di Kawasan Euro yang sempat menyentuh double-digit kini juga mulai mengalami penurunan,” kata Didik saat membuka diskusi pada LPS-FORWADA Discussion Series dikutip Jumat (10/3/2023).

Meskipun inflasi telah mengalami penurunan, kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh bank sentral global masih belum berakhir.

Baca juga: Jerome Powell: The Fed Ragu-ragu Percepat Kenaikan Suku Bunga

The Fed masih terus melanjutkan kenaikan suku bunga acuan dengan suku bunga acuan terakhir berada di level 4,75 persen.

“Stance Gubernur The Fed masih cukup hawkish dan diperkirakan masih akan melanjutkan kenaikan suku bunga untuk menurunkan inflasi. Demikian pula dengan European Central Bank (ECB) dan Bank of England (BoE) yang juga diperkirakan masih melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga,” jelas Didik.

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut dia jelaskan bahwa di tahun 2023, ekonomi global diperkirakan akan melambat meskipun tidak separah yang diperkirakan sebelumnya.

"Bahkan, kita sebenarnya bisa melihat bahwa ekonomi global di tahun 2023 ini masih akan tumbuh positif berdasarkan prediksi berbagai lembaga internasional," urainya.

Menurut Didik, secara tren, aktivitas ekonomi global memang diperkirakan akan mengalami perlambatan apabila dibandingkan tahun 2022.

Pertumbuhan ekonomi global tahun 2022 sesuai laporan IMF diperkirakan sebesar 3,4 persen.

Di tahun 2023 ini, ekonomi global diprediksi akan mengalami pelemahan dengan tumbuh pada kisaran 1,7 persen sampai dengan 2,9 persen.

Pelemahan ini dipicu oleh pertumbuhan ekonomi negara-negara besar yang mengalami perlambatan.

“Sebagai contoh, ekonomi Amerika Serikat pada 2022 mampu tumbuh 2,1 persen, namun sesuai prediksi berbagai lembaga internasional, di tahun 2023 hanya akan tumbuh pada kisaran 0,5 persen sampai dengan 1,4 persen. Begitu pula dengan beberapa negara di Kawasan Eropa, China, dan Jepang,” tuturnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas