Bursa Saham Asia Anjlok di Tengah Kekhawatiran Investor Atas Kebangkrutan Silicon Valley Bank
Indeks Topix Jepang memimpin kerugian di bursa Asia dengan penurunan 2,53 persen, sedangkan indeks Nikkei 225 turun 2,1 persen akibat keruntuhan SVB.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Bursa saham Asia-Pasifik jatuh pada perdagangan hari ini, Selasa (14/3/2023), menyusul penurunan tajam semalam di Wall Street karena investor bergulat dengan keruntuhan Silicon Valley Bank.
Dikutip dari CNBC, indeks Topix Jepang memimpin kerugian di bursa Asia dengan penurunan 2,53 persen, sedangkan indeks Nikkei 225 turun 2,1 persen.
Indeks Kospi Korea Selatan jatuh hampir 2 persen dan indeks Kosdaq turun 2,57 persen. Di Hong Kong, indeks Hang Seng anjlok 1,83 persen, sedangkan indeks Hang Seng Teknologi turun 2,11 persen.
Sementara di China Daratan, indeks Shanghai Composite merosot 0,88 persen dan indeks Shenzhen Component jatuh 1,15 persen. Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 1,64 persen, sebagian besar dipimpin oleh kerugian di sektor perbankan.
Di Amerika Serikat, Dow Jones Industrial Average mengalami kerugian hari kelima berturut-turut, bahkan di tengah rencana pemerintah AS untuk mendukung semua deposan di Silicon Valley Bank bersama dengan tindakan lainnya, gagal meningkatkan saham bank itu. S&P 500 turun 0,15 persen, dan Nasdaq Composite naik 0,45 persen.
Investor juga bersiap mencerna data indeks harga konsumen AS untuk Februari, yang akan dirilis hari ini.
Bank-bank di Asia-Pasifik terus mengalami kerugian dalam perdagangan pada Selasa pagi karena kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB).
Softbank Jepang melihat penurunan lebih dari 3 persen di jam pertama perdagangan Tokyo karena investor terus menimbang kekhawatiran atas kekuatan investasi Jepang.
Softbank juga mengalami kerugian tajam, dengan saham Mitsubishi Ufj Financial Group turun 6,92 persen, Sumitomo Mitsui Financial Group (SMFG) turun lebih dari 7 persen, Mizuho Financial turun 7,34 persen dan Nomura turun 4,6 persen.
Baca juga: Tren PHK di AS Bisa Dorong Penguatan Indeks Saham di Bursa Asia
Bank-bank Australia juga mengalami penurunan tajam. Perbankan investasi Macquarie Group turun 3,6 persen, National Australia Bank turun 2,94 persen, Westpac Banking Corp turun 2,12 persen, dan Commonwealth Bank of Australia turun 1,73 persen.
Di industri perbankan Korea Selatan, Shinhan Financial Group turun 1,53 persen, Woori Financial Group turun 2,4 persen, KB Financial Group turun 2,98 persen, dan Industrial Bank of Korea turun 1,9 persen.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan orang Amerika harus percaya bahwa sistem perbankan AS aman, menyusul tindakan regulator negara itu selama akhir pekan kemarin berebut membuat rencana untuk mendukung simpanan di Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
Baca juga: FDIC Akan Kembali Lelang Silicon Valley Bank
“Simpanan Anda akan ada saat Anda membutuhkannya. Usaha kecil di seluruh negeri dengan rekening deposito di bank-bank ini dapat bernapas lebih lega karena mengetahui bahwa mereka akan dapat membayar pekerja dan membayar tagihan mereka,” katanya dalam sambutan singkat pada Senin (13/3/2023).
Joe Biden juga meminta Kongres AS mencari cara memperkuat aturan perbankan untuk mencegah peristiwa ini terulang kembali.