Bursa Saham Asia Anjlok di Tengah Isu Krisis Credit Suisse
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,89 persen, memimpin kerugian di Asia-Pasifik, dan indeks Hang Seng Teknologi jatuh 1,43 persen.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Bursa saham Asia-Pasifik merosot pada perdagangan hari ini, Kamis (16/3/2023), karena gejolak yang dihadapi Credit Suisse menambah kekhawatiran industri perbankan di wilayah itu.
Saham Credit Suisse jatuh ke level terendah pada perdagangan Rabu (15/3/2023), setelah pemegang saham terbesarnya mengatakan tidak dapat memberikan dukungan lebih lanjut ke perusahaan bank investasi dan jasa keuangan global yang berkantor pusat di Swiss itu.
Dikutip dari CNBC, indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,89 persen, memimpin kerugian di Asia-Pasifik, dan indeks Hang Seng Teknologi jatuh 1,43 persen.
Baca juga: Perusahaan Bank Investasi Credit Suisse Alami Penurunan Nilai Saham hingga Lebih dari 30 Persen
Di China Daratan, indeks Komposit SSE ditutup 1,12 persen lebih rendah pada 3.226,89, sementara indeks Komponen SZSE mengalami penurunan 1,54 persen dan berakhir pada 11.237,7.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 1,46 persen menjadi ditutup pada 6.965,5, terseret oleh sektor pertambangan dan perbankan. Investor juga mencerna angka pengangguran, yang mencapai 3,5 persen pada Februari.
Sementara di Jepang, indeks Topix turun 1,17 persen dan berakhir di 1.937,1, karena negara itu melihat data perdagangannya untuk Februari lebih rendah dari yang diperkirakan. Indeks Nikkei 225 turun 0,8 persen menjadi berakhir pada 27.010,61.
Indeks Kospi Korea Selatan turun tipis dan berakhir di 2.377,91, tetapi indeks Kosdaq melawan tren dengan ditutup 0,1 persen lebih tinggi di 781,98.
Pada perdagangan semalam di Amerika Serikat, indeks utama berakhir sebagian besar lebih rendah, dengan Dow Jones Industrial Average turun 0,9 persen dan S&P 500 turun 0,7 persen. Sedangkan Nasdaq Composite menambah keuntungan kecil dengan kenaikan 0,05 persen.
Ketua pemegang saham terbesar Credit Suisse, Saudi National Bank, Ammar Al Khudairy mengatakan gejolak pasar baru-baru ini di sektor perbankan berasal dari “sedikit kepanikan”.
“Jika Anda melihat bagaimana seluruh sektor perbankan telah jatuh, sayangnya, banyak orang hanya mencari-cari alasan ... itu panik, sedikit panik,” kata Ammar Al Khudairy kepada CNBC.
Dia menambahkan, Credit Suisse belum meminta bantuan keuangan dari Saudi National Bank.
“Belum ada pembicaraan dengan Credit Suisse soal pemberian bantuan. Saya tidak tahu dari mana asal kata ‘bantuan’, tidak ada pembicaraan apapun sejak Oktober," ujarnya.
Komentarnya muncul setelah Credit Suisse mengumumkan akan meminjam hingga 50 miliar franc Swiss dari Swiss National Bank untuk menopang likuiditas dan kepercayaan investor, setelah sahamnya anjlok sebesar 30 persen pada perdagangan Rabu.
Sementara itu, Franc Swiss melihat volatilitas lanjutan mengikuti perkembangan mengenai krisis yang melanda Credit Suisse dan terakhir menguat 0,17 persen terhadap dolar AS, setelah Credit Suisse mengumumkan untuk meminjam dana dari Swiss National Bank.
Yen Jepang juga melihat penguatan lebih lanjut untuk diperdagangkan di 132,86 melawan greenback. Sedangkan Won Korea Selatan menguat 0,13 persen menjadi 1.311,24 terhadap dolar AS.
Credit Suisse mengumumkan akan meminjam hingga 50 miliar franc Swiss atau sekitar 53,69 miliar dolar AS dari Swiss National Bank di bawah fasilitas pinjaman tertutup dan fasilitas likuiditas jangka pendek.
Baca juga: Penjelasan Krisis Credit Suisse, Saham Bank Anjlok Lebih dari 30 Persen
Langkah-langkah tersebut akan “mendukung bisnis inti dan klien Credit Suisse karena Credit Suisse mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menciptakan bank yang lebih sederhana dan lebih fokus yang dibangun berdasarkan kebutuhan klien,” kata perusahaan itu dalam sebuah pengumuman.
Bank yang didirikan di Swiss itu juga akan membuat penawaran tender tunai sehubungan dengan sekuritas utang senior berdenominasi sepuluh dolar AS dengan pertimbangan agregat hingga 2,5 miliar dolar AS, serta penawaran terpisah untuk empat sekuritas utang senior berdenominasi Euro hingga total 500 juta euro, kata perusahaan itu.