Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Penjelasan Krisis Credit Suisse, Saham Bank Anjlok Lebih dari 30 Persen

Saham Credit Suisse jatuh ke rekor terendah 30 persen, mendorongnya untuk meminjam $54 miliar dari bank sentral Swiss.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Penjelasan Krisis Credit Suisse, Saham Bank Anjlok Lebih dari 30 Persen
AFP PHOTO / FABRICE COFFRINI
Bendera Swiss berkibar di kantor Credit Suisse di Kota Bern, Swiss. Saham Credit Suisse jatuh ke rekor terendah 30 persen, mendorongnya untuk meminjam $54 miliar dari bank sentral Swiss. Penurunan ini terjadi setelah keruntuhan Silicon Valley Bank dan Signature Bank di AS, memicu kekhawatiran tentang kesehatan sistem keuangan global. 

TRIBUNNEWS.COM - Saham perbankan global tengah mengalami guncangan.

Setelah Silicon Valley Bank Amerika Serikat kolaps akhir pekan lalu, kini Credit Suisse turut mengalami masalah.

Credit Suisse adalah perusahaan bank investasi dan jasa keuangan global yang berkantor pusat di Swiss.

Saham Credit Suisse anjlok ke rekor terendah 30 persen, mendorongnya untuk meminjam $54 miliar dari bank sentral Swiss.

Berikut penjelasan mengenai krisis Credit Suisse, seperti dilansir firstpost.com.

Apa yang terjadi di Credit Suisse?

Baca juga: Saham Anjlok 30 Persen, Credit Suisse Pinjam Dana 54 Miliar Dolar AS dari Bank Nasional Swiss

Pada hari Rabu (15/3/2023), saham Credit Suisse menukik ke posisi terendah dalam sejarah, anjlok lebih dari 30 persen ke rekor terendah 1,55 franc Swiss.

BERITA REKOMENDASI

Bank memperoleh kembali kekuatan pada penutupan, mengakhiri perdagangan hari itu dengan penurunan 24,24 persen di angka 1.697 franc Swiss.

Penurunan nilai terjadi setelah pemegang saham utamanya – Saudi National Bank (SNB) – mengatakan tidak akan menginvestasikan uang lagi di bank Swiss.

Saudi National Bank menjadi pemegang saham terbesar Credit Suisse, memiliki 9,8 persen saham pada November lalu.

Ketua SNB Ammar, Al Khudairy, berbicara kepada Bloomberg di sela-sela konferensi di Arab Saudi mengatakan:

"Jawabannya sama sekali tidak, karena berbagai alasan," ketika ditanya apakah mereka akan meningkatkan kepemilikannya di Credit Suisse.

“Saya akan mengutip alasan paling sederhana, yaitu peraturan dan undang-undang."

"Kami sekarang memiliki 9,8 persen bank - jika kami melampaui 10 persen semua jenis peraturan baru akan diberlakukan, baik itu oleh regulator kami atau regulator Eropa atau regulator Swiss."

"Kami tidak cenderung untuk masuk ke rezim peraturan baru.”

Komentar Al Khudairy itu lantas membuat takut para investor, yang khawatir dapat membatasi uang tunai darurat dari investor di Timur Tengah.

Selain itu, Credit Suisse yang merupakan bank terbesar kedua di Swiss, didirikan pada tahun 1869 dan dianggap sebagai salah satu lembaga keuangan terbesar di dunia dan dikategorikan sebagai bank yang penting secara sistemik global, telah menghadapi masalah kredibilitas dalam dua tahun terakhir.

Pada bulan Februari 2021, saham Credit Suisse bernilai 12,78 franc Swiss.

Tetapi setelahnya Credit Suisse dilanda serangkaian kesalahan langkah dan kegagalan, merusak reputasinya, dan bahkan membuat eksekutif puncak mereka kehilangan pekerjaan.

Awal bulan ini, regulator Swiss telah menegur Credit Suisse karena "melanggar kewajiban pengawasannya" dalam konteks hubungan bisnisnya dengan pemodal Lex Greensill dan perusahaannya.

Pada hari Rabu ketika saham anjlok, bank yang berdagang dengan Credit Suisse menarik kontrak.

Menurut laporan, BNP Paribas SA melangkah lebih jauh dan memberi tahu klien bahwa mereka tidak akan lagi menerima permintaan untuk mengambil alih kontrak derivatif mereka ketika Credit Suisse menjadi rekanannya.

Apa dampaknya?

Credit Suisse akan mengajukan pinjaman 54 miliar dolar AS dari Bank Nasional Swiss pasca anjloknya saham perusahaan.
Credit Suisse (Business Today)

Baca juga: Diramal Bangkrut, Saham Credit Suisse Anjlok Ke Titik Terendah

Masalah di Credit Suisse membuat saham bank-bank Eropa lainnya jatuh.

Krisis ini ketakutan baru tentang kesehatan lembaga keuangan menyusul keruntuhan Silicon Valley Bank dan Signature Bank di AS baru-baru ini.

Saham Barclays turun lebih dari delapan persen, dan bank-bank Eropa termasuk Societe Generale dan BNP Paribas menunjukkan kerugian sekitar 10 persen.

Bank Spanyol Banco de Sabadell turun sembilan persen dan Commerzbank Jerman turun hampir 10 persen sementara saham Deutsche Bank turun 8,4 persen.

Natwest turun hampir lima persen dan HSBC turun sekitar empat persen.

Perdagangan di dua bank Prancis sempat dihentikan sementara.

Andrew Kenningham dari Capital Economics, menurut laporan BBC, berkata:

"Masalah di Credit Suisse sekali lagi menimbulkan pertanyaan apakah ini adalah awal dari krisis global atau hanya kasus 'istimewa' lainnya."

“(Credit Suisse) jauh lebih terhubung secara global, dengan banyak anak perusahaan di luar Swiss termasuk di AS."

"Credit Suisse bukan hanya masalah Swiss tetapi masalah global."

Bagaimana selanjutnya?

Dalam upaya untuk menenangkan investor, bank sentral Swiss pada hari Kamis mengatakan akan memberikan Credit Suisse hingga $54 miliar sebagai "penyelamatan.

Bank menyebut, pinjaman itu sebagai "tindakan tegas untuk terlebih dahulu memperkuat likuiditasnya."

“Likuiditas tambahan ini akan mendukung bisnis inti dan klien Credit Suisse karena Credit Suisse mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menciptakan bank yang lebih sederhana dan fokus yang dibangun berdasarkan kebutuhan klien,” kata bank tersebut dalam sebuah pernyataan.

Selain pinjaman dari bank sentral, Credit Suisse juga mengatakan membeli kembali miliaran dolar dari utangnya sendiri untuk mengelola kewajiban dan biaya pembayaran bunga.

Penawaran tersebut mencakup $2,5 miliar obligasi dolar AS dan €500 juta obligasi euro.

Credit Suisse adalah bank global besar pertama yang diberikan bantuan darurat sejak krisis keuangan 2008, lapor Reuters.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas