Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pertamina Geothermal Energy Mulai Bukukan Pendapatan dari Perdagangan Karbon

PGE kini bisa memonetisasi atas penjualan karbon kredit dari operasional PGE. 

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pertamina Geothermal Energy Mulai Bukukan Pendapatan dari Perdagangan Karbon
Tribunnews.com/Apfia
PLTP Ulubelu Unit 3 dan 4 yang dibangun PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang berlokasi di di Kecamatan Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, diambil pada Jumat (16/6/2017). PGE kini bisa memonetisasi atas penjualan karbon kredit dari operasional PGE.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) kini punya pos pendapatan baru dari hasil perdagangan karbon.

Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Nelwin Aldriansyah mengatakan, perusahaan berkomitmen aktif melakukan transisi energi

“Untuk pertama kalinya pada 2022, Pertamina Geothermal Energy mencatatkan pos pendapatan baru dari penjualan carbon credit," ucap Nelwin dalam keterangannya, Sabtu (18/3/2023). 

Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa operasional perseroan telah mendapatkan sertifikasi dari berbagai lembaga karbon kredit, sehingga PGE berhak untuk memonetisasi atas penjualan karbon kredit dari operasional PGE. 

Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mencatat perdagangan karbon di Indonesia dapat menembus US$300 miliar atau sekitar Rp 4.625 triliun (asumsi kurs JISDOR BI Rp15.418 per US$) per tahun, yang berasal dari kegiatan menanam kembali hutan yang gundul hingga penggunaan energi baru terbarukan (EBT).

 
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun sudah resmi meluncurkan perdagangan karbon, di mana mulai 2023, perdagangan karbon dilakukan di subsector pembangkit tenaga listrik secara mandatory.

Berita Rekomendasi

Perdagangan karbon dilakukan pada unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara yang terhubung ke jaringan tenaga listrik PT PLN (Persero) dengan kapasitas lebih besar atau sama dengan 100 MW. 

Perdagangan karbon itu sendiri diimplementasikan melalui 2 mekanisme, yaitu perdagangan emisi dan offset emisi.

Sejumlah strategi dan upaya monetisasi terus dilakukan PGEO untuk mengawal kinerja keuangan tetap solid dengan misalnya menjaga pendapatan, EBITDA margin maupun profit margin yang stabil hingga rasio utang yang terjaga.

 
Pada kuartal III/2022, Pertamina Geothermal Energy membukukan laba bersih sebesar US$111 juta, tumbuh 67,8 persen dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$66 juta.

“Net profit margin pada sembilan bulan pertama 2022 mencapai 38,8%, dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang hanya 24%,” ujar Nelwin.

Baca juga: Pemerintah Masih Siapkan Aturan Bursa Perdagangan Karbon

Pendapatan perseroan hingga September 2022 sebesar US$287 juta, tumbuh 3,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$277 juta.

Perseroan juga berhasil mencatatkan EBITDA sebesar US$244 juta hingga September 2022, naik 10,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$221 juta.

“EBITDA margin PGE pada kuartal III/2022 mencapai 84,7%, naik cukup tinggi dibandingkan tiga tahun terakhir yang berkisar di 80%,” jelas Nelwin.

Baca juga: Kejar Target Net Zero Emission di 2060, IDSurvey dan BEI Kerja Sama Perdagangan Karbon

Total utang PGEO (utang jangka pendek dan jangka panjang) juga terus menurun, dari US$1,18 miliar pada 2019 menjadi US$931pada kuartal III/2022.

Rasio total debt terhadap EBITDA tercatat 4,6 kali pada 2019 dan turun menjadi 3 kali per September 2022, sedangkan net debt terhadap EBITDA turun menjadi 2,2 kali per September 2022, dari 4 kali pada 2019.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas