Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Cegah Kebangrutan First Republic Bank, 11 Layanan Keuangan Amerika Beri Bantuan 30 Miliar Dolar

Goldman Sachs dan Morgan Stanley telah menyumbang deposit dengan total 5 miliar dolar AS.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Cegah Kebangrutan First Republic Bank, 11 Layanan Keuangan Amerika Beri Bantuan 30 Miliar Dolar
Tribunnews/JEPRIMA
Ilustrasi. 11 layanan perbankan kondang di Amerika dilaporkan tengah bekerjasama mengumpulkan dana talang sebesar 30 miliar dolar AS, untuk menyelamatkan First Republic Bank dari jurang kebangkrutan akibat krisis likuiditas. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – 11 layanan perbankan kondang di Amerika dilaporkan tengah bekerjasama mengumpulkan dana talang sebesar 30 miliar dolar AS, untuk menyelamatkan First Republic Bank dari jurang kebangkrutan akibat krisis likuiditas.

"11 bank mengumumkan deposit 30 miliar dolar AS ke First Republic Bank," Kata Menteri Keuangan AS Janet Yellen.

Reuters mencatat pada akhir pekan ini Bank of America, Citigroup, JPMorgan Chase dan Wells Fargo masing – masing sukses menggalang deposito sebanyak 5 miliar dolar AS untuk First Republic Bank.

Baca juga: Usai Diakuisisi, Silicon Valley Bank Inggris Bagi-bagi Bonus 15 Juta Poundsterling ke Karyawan

Langkah serupa juga diikuti oleh Goldman Sachs dan Morgan Stanley yang menyumbang deposit dengan total 5 miliar dolar AS.

Sementara perbankan lainya seperti BNY Mellon, PNC Bank, State Street, Truist dan US Bank masing-masing melakukan deposit yang tidak diasuransikan sebesar 1 miliar dolar AS.

Cara tersebut diambil agar First Republic Bank tidak bernasib sama dengan Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank dan Silvergate yang telah lebih dulu mengalami keruntuhan karena aksi rush bank buntut dari hilangnya kepercayaan para investor.

Berita Rekomendasi

Penggalangan dana talang ini sontak mendapat apresiasi dari sejumlah pejabat Negari Paman Sam.

Mulai dari Menteri Keuangan Janet Yellen, Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell, Ketua Federal Deposit Insurance Corporation Martin Gruenberg, dan Pejabat Pengawas Mata Uang Michael Hsu.

"Dukungan dari sekelompok bank besar ini sangat disambut baik. Tindakan bank-bank terbesar di Amerika mencerminkan kepercayaan mereka terhadap sistem perbankan negara. Agar dapat menopang kekuatan dan likuiditas ke dalam sistem yang lebih besar yang paling dibutuhkan,” Tambah Yellen, seperti yang dikutip dari Anadolu Agency.

Awal Keruntuhan First Republic

Didirikan pada Juli 1985 oleh James H Herbert II, First Republic Bank merupakan salah satu bank swasta yang menawarkan layanan simpan pinjam, pembayaran, deposito serta layanan investasi dan solusi kredit bagi nasabah asal AS.

Awalnya bank yang berdomisili di Nevada Amerika Serikat hanya bernilai 8,8 juta dolar AS. Namun seiring dengan melesatnya popularitas First Republic, bank AS terbesar ke-14 ini pada akhir tahun 2022 memiliki aset 212 miliar dolar AS dan deposit sejumlah 34,27 miliar dolar AS.

Akan tetapi posisi tersebut berbalik, setelah Silicon Valley Bank mengalami kolaps dalam kurun waktu 48 jam akibat kekurangan modal. Imbas keruntuhan SVB saham perbankan asal Nevada ini ikut tergerus sebanyak 52 persen pada awal perdagangan, Jumat (10/3/2023).

Baca juga: Silicon Valley Bank Bangkrut, Menkeu Minta Waspada, Apa Dampaknya ke Perbankan dan Startup RI?

Melansir dari Reuters penurunan tersebut terjadi usai First Republic Bank mulai kehilangan kepercayaan dari para investor dan nasabah, hingga mereka berbondong-bondong menarik dana simpanannya senilai miliaran dolar.

Alasan tersebut yang membuat cadangan likuiditas First Republic Bank terkikis tajam sebanyak 52 persen selama beberapa hari terakhir.

Lembaga pemberi rating Fitch Ratings dan S&P Global Ratings bahkan turut menurunkan peringkat kredit First Republic Bank ke level terendah, imbas tekanan ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas