IKAPPI Sebut Pemerintah Tak Ada Upaya Turunkan Harga Komoditas, Bapanas: Tidak Benar
Bapanas membantah pernyataan IKAPPI terkait tidak adanya upaya serius dari pemerintah dalam menurunkan harga komoditas
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, membantah pernyataan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) terkait tidak adanya upaya serius dari pemerintah dalam menurunkan harga komoditas pangan menjelang Ramadan 1444 Hijriah.
Menurut Arief, pemerintah sejauh ini telah berupaya menjaga stabilitas harga bahan pokok menjelang Ramadan dari masing-masing komoditas.
Meskipun, komoditas beras, cabai dan telur mengalami kenaikan harga.
Baca juga: Harga Bahan Pokok Naik Jelang Ramadan, Cabai Semakin Pedas, Rawit Merah Rp 72.300 Per Kg
Arief berujar, hal tersebut didasari oleh naiknya harga pupuk yang dihasilkan dari luar negeri dan perubahan iklim.
"Kalau tidak ada upaya ya tidak benar. Ada hal yang hal seperti Climate Change, Naiknya harga bahan baku pupuk dari luar negeri, Kenaikan Minyak Dunia pasti akan membuat kesetimbangan baru," kata Arief saat dihubungi Tribunnews, Minggu (19/3/2023).
Untuk itu, Arief mengatakan, perlu adanya keseimbangan pembiayaan dari petani dan peternak, seiring mahalnya harga pupuk.
"Kita harus berempati pada Petani dan Peternak. Seimbang dengan penyesuaian komponen biaya produksi," ujarnya.
Dia menegaskan, stabilitas harga bahan pokok menjadi tugas utama Badan Pangan Nasional (Bapanas). Hal tersebut juga sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
"Pak Presiden menugaskan Kepala Badan Pangan untuk menghitung benar-benar harga wajar di petani, peternak, penggiling, pedagang sampai konsumen. Harga wajar di semua lini," ucap dia.
Baca juga: Harga Cabai hingga Beras Naik, IKAPPI: Pemerintah Tak Punya Upaya Serius Turunkan Harga Komoditas
Sebelumnya, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) melalui Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan mengklaim, bahwa tak ada upaya lanjutan dari pemerintah untuk menurunkan harga komoditas.
"Kita melihat memang tidak ada upaya serius dari pemerintah untuk mendorong agar harga segera turun. Tidak ada upaya lanjutan sehingga beberapa komoditas tidak turun. Ini sudah memasuki fase pertama, di mana permintaan mulai naik menjelang Ramadhan," katanya.
Pihaknya mencatat sejumlah harga komoditas seperti cabai dan bawang masih berada di angka yang tinggi.
"Cabai rawit dibanderol Rp 90 ribu per kilogram di Jakarta dan beberapa daerah lain masih tinggi. Rawit hijau Rp 50 ribu per kilogram, bawang merah Rp 45 ribu per kilogram, dan bawang putih Rp 40 ribu per kilogram untuk kating," ujar Reynaldi.
"Beberapa jenis beras juga terpantau tinggi. Telur masih Rp 30 ribu per kilogram. Daging sapi Rp 146 ribu-Rp 148 ribu per kilogram. Ini menjelang fase pertama kenaikan harga pangan Ramadan," katanya melanjutkan.
Ia mengaku pesimis harga komoditas menjelang Ramadan ini akan mengalami penurunan. Hal itu tak lepas dari pemerintah yang dianggapnya tak memiliki upaya lanjutan dalam menangani harga tinggi ini.
"Jika permintaan sudah tinggi dan tidak ada upaya lanjutan, maka kami pesimis harga pangan di pasaran akan turun," kata Reynaldi.
Meski demikian, ia dan pihaknya akan terus mendorong pemerintah agar segera melakukan berbagai upaya tambahan agar harga bisa segera turun.
"IKAPPI terus mendorong agar pemerintah segera melakukan upaya-upaya lanjutan. Upaya-upaya tambahan. Sehingga, harga pangan kembali membaik atau tidak tinggi. Pedagang sendiri merasa kesulitan menjual harga yang cukup tinggi di bulan Ramadan," ujar Reynaldi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.