Usai Diakuisisi, Silicon Valley Bank Inggris Bagi-bagi Bonus 15 Juta Poundsterling ke Karyawan
Silicon Valley Bank (SVB) cabang Inggris, mengumumkan rencana untuk memberikan gaji tambahan senilai 15 juta poundsterling kepada seluruh karyawan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Silicon Valley Bank (SVB) Inggris, mengumumkan rencana untuk memberikan gaji tambahan senilai 15 juta poundsterling kepada seluruh karyawan.
Bonus gaji ini diberikan SVB setelah diakuisisi perbankan HSBC dengan harga 1 Poundsterling, sebagai bentuk terima kasih atas loyalitas para pekerja pada perusahaan.
Terlebih selama SVB Inggris mengalami guncangan krisis likuiditas, akibat terdampak keruntuhan dampak yang lebih luas dari kolapsnya perusahaan induk Silicon Valley Bank.
Baca juga: Silicon Valley Bank Bangkrut, Menkeu Minta Waspada, Apa Dampaknya ke Perbankan dan Startup RI?
Mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut, bonus ini nantinya akan diberikan kepada semua staf SVB Inggris termasuk eksekutif senior mulai awal pekan ini.
“Bonus 15 juta hingga 20 juta pound awalnya terancam tidak akan dibayarkan minggu ini. Namun setelah SVB UK diakuisisi HSBC, likuidasi berjalan stabil,” Kata juru bicara HSBC Inggris.
"HSBC telah menghormati pembayaran bonus karyawan yang telah disepakati sebelumnya, untuk mempertahankan bakat dan menunjukkan kepercayaannya pada bank," tambah HSBC seperti yang dikutip dari Reuters.
Dikenal Sebagai Pemberi Pinjaman Terbesar di AS
Sebelum mengalami kebangkrutan, Silicon Valley Bank yang didirikan pada 1983 dikenal sebagai layanan pemberi pinjaman yang berfokus pada bisnis startup teknologi terbesar di AS.
"SVB menawarkan layanan keuangan dan perbankan untuk membantu, saat Anda memanfaatkan peluang bisnis, meningkatkan modal, melindungi ekuitas, mengelola arus kas, dan mengakses pasar global," jelas sebuah pesan di situs web bank tersebut, yang dikutip New York Post.
Popularitasnya yang melejit menjadikan SVB termasuk di antara 20 bank komersial Amerika teratas, selain membuka cabang di wilayah AS bank ini juga turut menguasai pangsa global dengan membuka lebih dari 29 kantor yang tersebar di India, Inggris, Israel, Kanada, Cina, Jerman, Hong Kong, Irlandia, Denmark, dan Swedia.
Hingga aset yang dimiliki bank ini melonjak sebesar 209 miliar dolar AS, sementara jumlah deposito naik menjadi 175,4 miliar dollar AS per 31 Desember 2022.
Baca juga: Silicon Valley Bank Kolaps, BI Yakin Tak Berdampak ke Perbankan Lokal
Namun kondisi tersebut berbalik, setelah bank sentral AS atau yang akrab disapa The Fed menaikkan laju suku bunga ke level tertinggi. Sikap agresif ini awalnya dianggap sebagai cara cepat untuk menekan inflasi Amerika di kisaran dua persen.
Akan tetapi imbas pengetatan tersebut simpanan likuiditas Silicon Valley Bank terkikis, lantaran para startup di industri teknologi mulai mengurangi pinjaman pada SVB ditengah meningkatnya aksi rush bank atau penarikan uang secara massal.
Serangkaian tekanan ini yang membuat Silicon Valley bank dilanda krisis modal terparah, hingga terpaksa menjual 2,25 miliar saham baru untuk menopang bisnisnya.
Sayangnya rencana tersebut telah memicu kepanikan di antara perusahaan modal ventura utama, hingga banyak mitra menarik dananya dari SVB mencapai 42 miliar dolar AS pada 9 Maret 2023.
Imbas aksi rush bank yang dilakukan nasabah, saham SVB jatuh lebih dari 60 persen hanya dalam kurun waktu 48 jam.
Dorongan tersebut yang membuat HSBC memutuskan untuk mengakuisisi Silicon Valley Bank (SVB) yang ada di cabang Inggris yang memiliki 3.000 nasabah, pada 13 Maret 2023 guna mengamankan para investor dari pembengkakan kerugian.