Maroko, Aljazair dan Tunisia Sambut Ramadan dengan Inflasi yang Mencekik
Inflasi dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari tahun lalu. Kedua negara tersebut menyumbang hampir 30 persen dari ekspor gandum
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, RABAT - Penduduk Maroko, Aljazair dan Tunisia menyambut Ramadan 2023 dengan inflasi tinggi yang mendorong naiknya harga pangan dan menyebabkan kelangkaan pasokan.
Inflasi dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari tahun lalu. Kedua negara tersebut menyumbang hampir 30 persen dari ekspor gandum global pada 2021.
Namun, akibat blokade Rusia terhadap pelabuhan Laut Hitam Ukraina, yang menjadi rute pengiriman utama untuk biji-bijian, menyebabkan harga gandum naik 35 persen pada tahun lalu.
Baca juga: BI Yakin Inflasi Terkendali hingga Akhir Semester I 2023
Melansir dari Al-Monitor, Maroko, Tunisia, dan Aljazair merupakan importir gandum utama, sehingga harga gandum yang lebih tinggi telah membebani anggaran negara selama 2022. Harga pupuk dan transportasi yang lebih tinggi juga ikut mendorong biaya produksi pangan secara global.
Menjelang bulan suci Ramadan, ketiga negara tersebut biasanya menghadapi kenaikan harga, karena penduduknya berusaha memenuhi persediaan rumah tangga selama Ramadan.
Infllasi Aljazair Sentuh 9,49 Persen
Badan Statistik Nasional Aljazair melaporkan inflasi tahunan secara keseluruhan mencapai 9,49 persen pada Januari, dan inflasi makanan mencapai 13,53 persen.
Warga Aljazair sangat dirugikan dengan kenaikan harga barang segar, yang melonjak 23,58 persen secara year-on-year (YoY) di Aljir, ibu kota negara itu.
Negara ini menghabiskan lebih dari 10 miliar dolar AS setiap tahunnya guna mengimpor bahan pangan, menurut perkiraan Departemen Pertanian Amerika Serikat. Impor utama Aljazair meliputi serealia, susu bubuk, minyak goreng dan gula.
Namun, inflasi di Aljazair juga didorong oleh stimulus fiskal, setelah harga energi yang lebih tinggi meningkatkan pendapatan ekspor minyak dan gas negara.
Seorang ekonom dan dosen di Universitas Bejaïa di Aljazair, Mourad Ouchichi, mengatakan, “Uang ini didistribusikan melalui kenaikan gaji dan tunjangan pengangguran. Pemerintah menggunakan uang itu untuk membeli perdamaian sosial, dan ini menambah inflasi.”
Baca juga: Inflasi Argentina Tembus 100 Persen Untuk Pertama Kalinya Sejak 1991
Beberapa kenaikan harga bahan pangan utama untuk Ramadan sangat membebani warga Aljazair. Harga bawang pada Januari naik lebih dari 96 persen YoY, sementara harga jeruk melonjak 70 persen.
Harga daging kambing dan telur masing-masing naik sebesar 43 persen dan 33 persen, menurut Badan Statistik Nasional Aljazair.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.