Maroko, Aljazair dan Tunisia Sambut Ramadan dengan Inflasi yang Mencekik
Inflasi dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari tahun lalu. Kedua negara tersebut menyumbang hampir 30 persen dari ekspor gandum
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Pihak berwenang di negara ini telah menghukum para pedagang yang dituduh membeli barang-barang bersubsidi seperti semolina dan minyak goreng untuk dijual di negara tetangga Tunisia demi mencari keuntungan.
Tunisia Catat Inflasi 10,4 Persen
Inflasi tahunan di Tunisia mencapai 10,4 persen pada Februari, dengan harga pangan tumbuh sebesar 15,6 persen. Krisis ekonomi yang dihadapi negara ini telah mendevaluasi mata uang dan membuat pemerintah yang kekurangan uang seringkali tidak mampu membayar impor barang-barang bersubsidi.
Hal ini menyebabkan kelangkaan beberapa bahan pangan dan mendorong harga menjadi lebih tinggi.
Rata-rata, konsumsi rumah tangga di Tunisia naik 34 persen selama Ramadan. Tetapi sebagian besar warga Tunisia sedang berjuang untuk memenuhi kebutuhan mereka karena inflasi yang melonjak. Harga minyak nabati pada Februari naik 24,6 persen YoY, harga ayam naik 25,3 persen, dan harga susu meroket 16,1 persen.
Baca juga: Inflasi Zona Euro Menurun ke Level 8,5 Persen
Kementerian Perdagangan Tunisia telah mengumumkan harga jual maksimum dan margin untuk barang-barang pokok seperti telur, buah-buahan, dan ayam hingga akhir Ramadan.
Pemerintah Tunisia telah mengeluarkan undang-undang yang mencakup hukuman penjara hingga 30 tahun bagi orang atau kelompok yang dituduh mencari keuntungan di tengah melonjaknya harga pangan pada Maret 2022. Media Tunisia secara teratur menunjukkan pasukan keamanan menyita makanan dari gudang dan menahan tersangka.
Inflasi di Maroko Mencapai 8,9 Persen pada Januari
Di Maroko, inflasi tahunan meningkat menjadi 8,9 persen pada Januari, dengan inflasi makanan mencapai 16,8 persen. Selain komoditas global seperti gandum, inflasi Maroko juga didorong oleh biaya transportasi dan jalur distribusi yang terfragmentasi.
Sejak penghapusan subsidi bahan bakar pada 2015, harga bahan bakar dalam negeri Maroko berfluktuasi mengikuti harga global. Akibat mengimpor lebih dari 90 persen hidrokarbon yang dikonsumsinya, Maroko sangat rentan terhadap lonjakan harga energi dan transportasi.
Seorang ekonom di Institut Timur Tengah di Washington, Rachid Aourraz, mengatakan inflasi yang terus melambung di Maroko dapat memicu aksi protes.
"Jika inflasi terus meningkat selama beberapa bulan mendatang, sangat mungkin kita akan melihat protes jalanan," ungkap Aourraz.
Pemerintah Maroko telah lama menyadari bagaimana kenaikan harga pangan yang tiba-tiba dapat memicu ketidakpuasan rakyat. Menghadapi kenaikan harga yang tinggi, pihak berwenang di wilayah tersebut telah membatasi para pedagang berbuat curang.
Dalam jangka menengah, peningkatan produksi pangan dalam negeri dapat meningkatkan ketersediaan dan menurunkan harga pangan. Namun, selama Ramadan dan setidaknya dalam beberapa bulan mendatang, warga di Maroko, Aljazair, dan Tunisia akan menghadapi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.