Tembus Rp 4,57 Triliun, Eagle High Catat Rekor Pendapatan Tertinggi di 2022
PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mengantongi pendapatan usaha senilai Rp 4,57 triliun pada tahun lalu
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mengantongi pendapatan usaha senilai Rp 4,57 triliun pada tahun lalu, naik sekitar 56 persen dibandingkan raihan 2021 dengan nilai Rp 2,93 triliun.
Dengan hasil tersebut, BWPT berhasil mencetak rekor pendapatan tertinggi (all time high). Lonjakan top line itu ikut mendongkrak bottom line BWPT yang mampu membalikkan rugi Rp 1,40 triliun pada 2021 menjadi laba bersih Rp 17,47 miliar pada 2022.
Dengan berbagai strategi yang dijalankan, BWPT berhasil kembali mencetak laba bersih sejak tahun 2014. Selama tiga tahun terakhir, BWPT menekan biaya administrasi dan umum sebesar 29% diikuti dengan penurunan beban bunga hingga 36%.
Baca juga: Didorong Pertumbuhan Berkelanjutan, Pendapatan LPKR Capai Rp 14,8 Triliun pada Tahun 2022
Pada tahun lalu, EBITDA pun terdongkrak 35% dari Rp 817 miliar pada 2021 menjadi Rp 1,1 triliun. "Peningkatan kinerja finansial dan operasional yang sangat signifikan membuahkan double gain bagi BWPT," ungkap Direktur Utama BWPT, Henderi Djunaidi, dalam keterangan tertulis, Minggu (2/4/2023).
Perbaikan kinerja ini juga didapat melalui peningkatan produksi yang dicapai saat harga jual Crude Palm Oil (CPO) sedang mengalami kenaikan. Kinerja produksi BWPT tumbuh double digit dengan produksi CPO yang naik 42% (YoY) dan produksi Palm Kernel (PK) yang meningkat 52% (YoY).
Baca juga: Ahli Sebut PT Duta Palma Penuhi Perizinan Perkebunan Kelapa Sawit di Riau
Sepanjang tahun lalu, BWPT juga mencatatkan kenaikan volume penjualan CPO sebanyak 41% (YoY), dari 236.000 ton menjadi 334.000 ton. Henderi menyampaikan, BWPT menghasilkan pertumbuhan kinerja tersebut di tengah kondisi yang penuh tantangan.
"BWPT tetap fokus menerapkan praktek agronomi yang baik, peremajaan pabrik dan alat-alat berat, peningkatan fasilitas perumahan karyawan dan umum di area kebun dalam rangka peningkatan kesejahteraan karyawan," imbuh Henderi.
Pada Februari lalu, BWPT mengumumkan pembelian kembali saham (buyback) dengan nilai maksimal Rp 50 miliar. Periode buyback berlangsung mulai 24 Februari hingga 23 Mei 2023.
"Pelaksanaan buyback ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Perseroan pun optimis atas performa di masa mendatang," ujar Henderi.
Rencananya, BWPT akan melakukan penambahan pabrik, pengembangan existing land bank, dan senantiasa menguatkan nilai-nilai ESG agar mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
“Dengan praktik agronomi yang baik, umur perkebunan yang sedang prima, serta dukungan kebijakan Pemerintah, Perseroan optimis dapat meneruskan tren kinerja positif, dan kembali mencetak double digit growth," imbuh Henderi.
artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Tumbuh 56% Jadi Rp 4,57 Triliun, Eagle High (BWPT) Catat Rekor Pendapatan Tertinggi