Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menko Luhut Sebut Nilai Pembengkakan Biaya Kereta Cepat Sudah Disepakati Sebesar 1,2 Miliar Dolar AS

Erick Thohir menyampaikan bengkaknya nilai kereta cepat bukan disebabkan adanya praktik korupsi di dalamnya.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Menko Luhut Sebut Nilai Pembengkakan Biaya Kereta Cepat Sudah Disepakati Sebesar 1,2 Miliar Dolar AS
Nitis Hawaroh
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan, biaya pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan biaya, alias Cost Overrun di angka 1,2 miliar dolar AS.

Hitung-hitungan tersebut telah disepakati oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang merupakan perusahaan patungan antara konsorsium Badan Usaha Milik Negara Indonesia (BUMN) dan konsorsium perusahaan perkeretaapian China.

"Tim teknis kedua negara sudah menyepakati angka Cost Overrun sebesar 1,2 miliar dolar AS," ucap Menko Luhut di Kantor Kemenko Marves Jakarta, Senin (10/4/2023).

Baca juga: Kementerian Perhubungan Akan Restui Izin Konsesi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Selama 80 Tahun

"Itu hasil audit kita, hasil dari mereka pembicaraan detail dari dua belah pihak angkanya 1,2 miliar dolar AS," sambungnya.

Dalam kesempatan tersebut Luhut juga mengatakan, pihaknya masih terus membahas negosiasi bunga dan tenor pinjaman.

Ia menargetkan, bunga pinjaman tersebut dapat disepakati di angka 2 persen.

Berita Rekomendasi

"Terkait pinjaman pembiayaan cost overrun, kami sedang finalkan negosiasi mengenai suku bunga. Suku bunga sudah turun dari 4 persen, kita masih ingin lebih rendah lagi. ya kita lihat nanti," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan, bengkaknya nilai tersebut bukan disebabkan adanya praktik korupsi di dalamnya.

Melainkan adanya pembengkakan biaya di berbagai komponen.

Diketahui, pada saat Covid-19 mengalami peningkatan kasus, rantai pasok sejumlah komoditas turut terdampak. Dan juga mempengaruhi harga-harga material.

"Jangan diputar balikan juga seakan-akan cost overrun ada korupsinya. Ingat, apapun yang terjadi pada saat Covid-19, itu kan tetap pembangunan harus dijalankan, itu tidak bisa maksimal, dan pasti sudah ada cost (yang bengkak)," ucap Erick saat ditemui di Gedung Parlemen Jakarta, (13/2/2023).

"Lalu pada saat Covid-19, supply chain juga terganggu. Artinya harga-harga komoditas tinggi, termasuk besi. Nah itu ada masuk di komponen costoverrun," lanjutnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas