RCEP Dorong Negara ASEAN Sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Global
Jerry Sambuaga mengatakan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, menjadi tonggak penting dalam mewujudkan ASEAN sebagai growth epicentrum
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, menjadi tonggak penting dalam mewujudkan ASEAN sebagai growth epicentrum, baik dalam konteks regional maupun global.
Menurutnya, ASEAN menjadi kawasan yang akan sangat berperan seiring potensi ekonomi dalam perspektif produksi maupun potensi pasar.
Indonesia sebagai negara terbesar dan penggerak utama ASEAN, diyakini akan memandu kawasan ini menuju posisi yang lebih terpandang di dunia internasional.
Baca juga: Go Global, Eiger Resmi Operasikan Toko Pertama di Swiss, ASEAN dan Brasil Menyusul
Ia menilai, hal tersebut tidak lepas dari kepeloporan Indonesia dalam konteks perjanjian lain yang melibatkan ASEAN, khususnya RCEP.
"Indonesia, ASEAN dan RCEP adalah tiga hal yang tidak terpisahkan. Kita yakin akan menjadikan ASEAN sebagai episentrum yang terus tumbuh karena punya potensi sangat besar dalam hal sumber daya alam, sumber daya manusia dan jaringan pasar," kata Jerry ditulis Kamis (13/4/2023).
Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) adalah blok perjanjian ekonomi dan perdagangan kedua terbesar setelah WTO.
Indonesia dikenal sebagai inisator dan pelopor dalam perjanjian yang melibatkan 15 negara ini. Keketuaan Indonesia akan menjadi momentum untuk membuktikan kepeloporan Indonesia tersebut.
Lebih lanjut Jerry mengatakan, banyak sumber daya alam mineral penting akan menjadi komponen utama teknologi dunia ke depan seperti nikel, timah hingga, zirkon, cadmium dan lain-lain yang menjadi bahan utama dalam industri mesin listrik serta komponen elektronika.
Apalagi, kata Jerry, negara-negara ASEAN juga punya kekuatan dalam sumber energi mulai dari tenaga angin, surya hingga biosolar. Kekuatan itu harus dimanfaatkan sebagai modal posisi tawar agar ada transfer teknologi sehingga negara-negara ASEAN tidak ditinggalkan dalam pengembangan teknologi.
Baca juga: Perusahaan Farmasi Korea Ajukan Lisensi Produk ke Indonesia dan 2 Negara ASEAN
"Itulah sebabnya Bapak Presiden Jokowi menegaskan keharusan hilirisasi. Dengan hilirisasi secara politik Indonesia khususnya akan makin sejajar dengan negara-negara yang menguasai teknologi. Ini juga daya tawar yang penting jika Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya ingin menjadi episentrum yang sesungguhnya," papar Jerry.