BNI Salurkan Pembiayaan Kegiatan Usaha Berkelanjutan Rp 179,4 Triliun di Kuartal I 2023
Apalagi perseroan sebagai bank pionir Green Banking dan penggerak utama pelaksanaan keuangan berkelanjutan atau sustainable finance di Indonesia.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan pada nilai-nilai, budaya kerja, strategi perusahaan, kebijakan operasional, serta sistem dan prosedur operasional perseroan.
Apalagi perseroan sebagai bank pionir Green Banking dan penggerak utama pelaksanaan keuangan berkelanjutan atau sustainable finance di Indonesia.
Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada menjelaskan, komitmen tersebut diwujudkan melalui peningkatan Sustainable Portfolio dengan memberikan pembiayaan pada sektor usaha yang masuk dalam Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB).
Baca juga: Tumbuh 24,3 Persen, Pengguna BNI Mobile Banking Tembus 14,26 juta
"Pada kuartal I 2023, perseroan telah memberikan pembiayaan sebesar Rp 179,4 triliun atau 28,5 persen dari total portofolio kredit BNI," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (18/4/2023).
Perseroan juga berkomitmen untuk mengembangkan praktik usaha berkelanjutan yang sejalan dengan agenda global.
"Salah satu inisiatifnya adalah memperkenalkan Sustainability Linked Loan (SLL), di mana BNI memberikan insentif bagi nasabah untuk memperbaiki aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam bisnis mereka," kata David.
Selain berkomitmen untuk mengembangkan praktik usaha berkelanjutan, perseroan juga berhasil meningkatkan kualitas kredit secara persisten.
Hal ini terbukti dengan membaiknya rasio Loan at Risk (LAR) dari 22,1 persen pada kuartal I 2022 menjadi 16,3 persen pada kuartal I 2023, serta rasio Non Performing Loan (NPL) yang membaik dari 3,5 persen menjadi 2,8 persen.
Baca juga: BNI Luncurkan E-Magazine dan Peta Mudik, Perjalanan Mudik Jadi Mudah dan Menyenangkan Bersama BNI
“Kualitas aset yang terus membaik juga mempengaruhi penurunan tajam pada credit cost atau rasio pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) terhadap kredit, dari 2,5 persen pada kuartal I 2022 menjadi hanya 1,4 persen pada kuartal I 2023,” pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.