Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonom Tak Yakin Amerika Serikat Bakal Mengalami Gagal Bayar Utang

Mentoknya batas utang Negeri Paman Sam bukan berarti langsung jadi kemungkinan gagal bayar.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Ekonom Tak Yakin Amerika Serikat Bakal Mengalami Gagal Bayar Utang
Tribunnews/JEPRIMA
Ilustrasi. Amerika Serikat (AS) terancam gagal bayar utang karena batas atau limitnya sudah mentok di 31 triliun dolar AS atau sekira Rp 460 ribu triliun. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) terancam gagal bayar utang karena batas atau limitnya sudah mentok di 31 triliun dolar AS atau sekira Rp 460 ribu triliun.

Pengamat ekonomi sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, kendati utangnya segunung, penggunaan dolar AS masih signifikan di dunia.

"Menarik tentang batas atas pinjaman utang 31 ribu triliun dolar AS, bahwa itu cukup besar, tapi kita ingat juga dolar AS dalam perdagangan internasional besar," ujarnya kepada Tribunnews.com, Jumat (28/4/2023).

Baca juga: PDB Amerika Serikat Hanya Tumbuh 1,1 Persen di Tengah Ancaman Gagal Bayar Utang

Lebih lanjut, dia menilai, bahwa mentoknya batas utang Negeri Paman Sam bukan berarti langsung jadi kemungkinan gagal bayar.

"Tidak berbanding lurus (limit mentok dengan gagal bayar). Amerika ada dua yang kuasai, yakni di eksekutif dan parlemen," katanya.

Adapun saat pernah terjadi gagal bayar pada zaman Presiden Barack Obama, itupun lebih karena permasalahan dari sisi politik.

BERITA REKOMENDASI

"Di masa Obama pernah terjadi gagal bayar 1 bulan tidak dibayarkan untuk gaji pemerintan. Sebenarnya pemerintah Amerika punya dana besar, tapi permasalahannya di parlemen tidak dukung pemerintahan karena saling bersinggungan," ujar dia.

Karena itu, Ibrahim menyimpulkan, kemungkinan Amerika gagal bayar utang terbilang hampir mustahil dari sisi fundamental ekonomi.

"Sehingga gagal bayar itu tidak akan terjadi karena dari transaksi gunakan dolar AS, 1 persennya masuk ke Amerika. Ini yang buat kemungkinan gagal bayar kecil sekali," tuturnya.

Dihubungi terpisah, pengamat ekonomi Ariston Tjendra memperkirakan hal serupa, yakni Amerika tidak terancam gagal bayar dari sisi keuangan, tapi lebih keputusan politik.

"Kalau gagal bayar sepertinya nggak ya karena ini event setiap tahun dan setiap tahun Kongres selalu menyetujui kenaikan limit utang AS. Terbaru, DPR AS sudah memberikan persetujuan, tinggal senat, jadi tinggal tunggu waktu saja," pungkasnya.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas