Erick Thohir Sebut Stabilitas Keamanan dan Politik Pengaruhi Kinerja Ekonomi
Keharmonian antara senioritas dan anak mudanya. Kepemimpinan korporasi tidak bisa diserahkan kepada yang senior terus menerus.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan, stabilitas keamanan dan politik sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian di suatu wilayah atau negara.
Untuk itu, ia mendorong terciptanya kerukunan serta budaya gotong royong yang dilakukan Pemerintah, BUMN hingga masyarakat, agar mampu mendongkrak kinerja ekonomi menjadi semakin positif.
"Stabilitas keamanan dan politik suatu negara, berpengaruh kuat terhadap pertumbuhan ekonominya. Jika ingin ekonomi yang merata, gotong royong adalah jawabannya," ucap Erick dalam akun Instagram pribadinya, dikutip Selasa (2/5/2023).
Baca juga: Rekrutmen Bersama BUMN 2023 akan Dibuka 5 Mei, Ini Jadwal dan Tahapannya
"Gotong royong dalam ekonomi berarti saling membantu menuju kemakmuran bersama. Ini yang dinamakan ekonomi kerakyatan, di mana UMKM menjadi tulang punggungnya," sambungnya.
Erick melanjutkan, keharmonisan menjadi sangat penting dalam menciptakan kedamaian. Kedamaian menjadi sangat relevan di saat dunia sedang didera peperangan, tidak hanya perang Rusia - Ukraina, melainkan juga Sudan.
"Nah kita melihat suasana global memang terjadi lagi perang, tidak hanya antara Ukraina dan Rusia, kemarin juga terjadi di Sudan. Dan saya rasa kita tahu isunya apa. Ya karena ada perbedaan itu," ujarnya.
Menurut Erick, setidaknya terdapat tiga keharmonian yang diperkuat dan diterapkan di lingkungan BUMN.
Pertama, keharmonian antar umat beragama. Seluruh agama yang dianut di BUMN akan hidup berdampingan, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, atau Konghucu.
Kedua, keharmonian antara senioritas dan anak mudanya. Kepemimpinan korporasi tidak bisa diserahkan kepada yang senior terus menerus.
Sebab pemimpin yang sudah berumur memiliki keterbatasan. Di mana setiap orang sudah pasti dipanggil Yang Maha Kuasa.
Baca juga: Mahfud MD Instruksikan Semua Kantor Kementrian, BUMN, Hingga TNI-Polri Menunda Acara Halal Bihalal
"Artinya tidak akan ada keberlanjutan. Karena itu kita dorong kepemimpinan muda. Yaitu 10 persen di bawah 42 tahun. Yang Alhamdulillah tercapai," ungkap Erick.
Ketiga adalah keharmonian kepemimpinan antara perempuan dan laki-laki. Untuk itu, Erick menargetkan kepemimpinan di BUMN adalah 25 persen dari total pemimpin.
"Ini kita dorong terus karena ini masalah keseimbangan. Apalagi pemimpin laki-laki biasanya punya leadership yang sangat kuat. Tapi kepemimpinan perempuan tidak kalah pentingnya," papar Erick.
"Lihat saja kita dirawat oleh Ibu, ada leadershipnya. Artinya kepemimpinan perempuan itu penting karena ada empati dibandingkan kepemimpinan laki-laki," pungkasnya.