Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Morgan Stanley Lakukan PHK Jilid II, 3.000 Karyawan Terdampak, Ini Daftar Perbankan Pangkas Pekerja

Adanya perlambatan perekonomian dunia akibat perang Rusia – Ukraina dan kenaikan suku bunga bank sentral, menekan kinerja perbankan global.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Morgan Stanley Lakukan PHK Jilid II, 3.000 Karyawan Terdampak, Ini Daftar Perbankan Pangkas Pekerja
SC Magazine/Getty Images
Perbankan investasi Morgan Stanley yang berencana melakukan PHK jilid II dengan memangkas 3.000 karyawannya. 

TRIBUNNEWS.COM, - Perbankan global kembali dilanda badai pemutusan hubungan kerja (PHK), seiring kondisi ekonomi dunia yang belum pulih.

Satu di antaranya, perbankan investasi Morgan Stanley yang berencana melakukan PHK jilid II dengan memangkas 3.000 karyawannya.

Rencana tersebut terungkap setelah seorang sumber kepercayaan Reuters menyampaikan, layanan perbankan Morgan Stanley saat ini sedang mempertimbangkan pemangkasan karyawan imbas perlambatan ekonomi, Selasa (2/5/2023).

Baca juga: Industri Tekstil Banyak Lakukan PHK, Pengusaha: Karena Digitalisasi untuk Menambah Daya Saing

Sebelum isu PHK mencuat, kepala keuangan Morgan Stanley Sharon Yeshaya pada bulan lalu sempat menyinggung rencana untuk melakukan PHK putaran kedua setelah pendapatan perusahaan merosot hampir 2 persen menjadi 14,5 miliar dolar AS.

Tekanan kinerja perusahaan ini, terdampak dari adanya perlambatan pada perekonomian dunia akibat perang Rusia – Ukraina, serta pengetatan kebijakan nol-Covid yang mendorong para bank sentral untuk mengambil langkah hawkish dengan mengerek naik suku bunga acuan ke level tertinggi.

Meski kenaikan suku bunga dianggap sebagai cara paling efektif untuk menyeimbangkan harga dan membuat laju inflasi cepat melandai.

Akan tetapi sikap agresif yang dilakukan bank sentral seperti The Fed hingga European Central Bank (ECB) telah memicu penurunan laba pada sejumlah perbankan investasi global.

Kebijakan moneter bank sentral secara tidak langsung telah mengerek naik suku bunga di perbankan lokal, hingga bunga dana pinjaman ikut melesat ke level tertinggi di tengah naiknya inflasi.

BERITA REKOMENDASI

Hadirnya tekanan ini yang kemudian mendorong bos startup untuk menunda penawaran umum perdana yang ditawarkan Morgan Stanley. Hingga membuat bisnis investasi Morgan Stanley boncos ditengah ketidakpastian ekonomi global.

“Bank investasi Wall Street itu telah menderita dari turunnya kesepakatan bisnis karena investor menjadi lebih berhati-hati di pasar akibat kenaikkan suku bunga yang naik dengan cepat,” ujar analis di kutip dari Reuters.

PHK seperti ini bukanlah kali pertama yang dilakukan, sebelumnya perusahaan investasi asal California itu.

Morgan Stanley hingga kini masih enggan memberikan komentarnya terkait rencana PHK massal, namun akibat dari pemangkasan besar – besaran ini total karyawan global Morgan Stanley yang tersisa kurang dari 82.000 karyawan.

Tahun lalu, Morgan Stanleymemangkas sekitar 2 persen atau sekitar 1.600 staff dari total tenaga kerjanya pada kuartal keempat 2022.

Pemecatan ini sebelumnya telah disampaikan oleh chief Executive Officer Morgan Stanley, James Gorman pada awal Desember lalu. Dalam pengumumannya Gorman memberikan sinyal akan adanya pemecatan pada stafnya di seluruh dunia.

Selain Morgan Stanley, berikut daftar perusahaan investasi dan keuangan dunia yang melakukan PHK:

Citigroup

Bank yang berbasis di New York ini mengumumkan rencana untuk memangkas jumlah pekerja di seluruh bisnis, usai pendapatannya terus mencatatkan penurunan tajam.

Tercatat selama 2022, perbankan investasi ini telah menutup layanan bisnis perbankannya yang ada di Korea Selatan, dan mengakhiri perjanjian penjualan bisnis perbankan di negara Australia, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Bahrain.

Citigroup turut memecat 50 bankir di kawasan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) serta memutushubungan kerja pada 1.200 karyawan di cabang China.

Baca juga: Jika Utang Amerika Lewati Batas, Rupiah Diramal Terkapar ke Rp 15.700 Hingga PHK Massal

Kemunduran Citi terjadi usai laju inflasi pasar global mengalami lonjakan akibat kenaikan harga pangan dan energi, kondisi ini membuat para investor mulai mengurangi kegiatan transaksi dan investasi.

Tekanan tersebut yang kemudian membuat penjualan saham di Citigroup turun hingga popularitas perbankan ini menyusut bila dibangkikan dengan layanan keuangan lainnya, seperti yang dikutip dari Bloomberg.

Goldman Sachs

Raksasa perbankan investasi global Goldman Sachs, dilaporkan telah memberhentikan kontrak kerja (PHK) pada 5 persen karyawan atau sekitar 400 staff yang berasal dari divisi perdagangan dan bisnis.

Setelah sebelumnya perbankan investasi terbesar di Amerika ini memangkas dua 2 hingga 5 persen karyawannya pada September lalu.

Pemangkasan dilakukan Goldman setelah perusahaan mengalami krisis pemasukan secara berkepanjangan, hingga membuat laba layanan perbankan mengalami kemunduran sebesar 44 persen selama sembilan bulan pertama di tahun 2022.

Barclays

Layanan keuangan yang bergerak di bidang investasi asal London Inggris mengumumkan pemangkasan pada 200 pekerja di seluruh posisi pada September lalu.

Meskipun pemangkasan pekerja ini tidak sebanyak dibandingkan perusahaan teknologi termasuk Meta dan Stripe, namun keputusan tersebut menandakan bahwa layanan keuangan Barclays tengah menghadapi kemunduran.

Pemangkasan lusinan karyawan dilakukan Barclays setelah aktivitas penerbitan ekuitas dan utang perbankan asal London ini mengalami kemerosotan tajam, akibat terdampak perlambatan ekonomi Inggris.

Melambungnya harga pangan dan energi sebagai imbas dari perang Rusia di Ukraina perlahan mengantarkan lonjakan inflasi pada Inggris. Munculnya tekanan ini memaksa Barclays untuk menaikkan suku bunga pada kartu kredit.

Cara tersebut terpaksa dilakukan agar perusahaan tidak menanggung beban cost of fund yang terlalu tinggi. Sayangnya cara ini memicu penurunan jumlah investor hingga pendapatan Barclays anjlok.

Credit Suisse

Layanan perbankan yang berbasis di Swiss ini berencana untuk melakukan restrukturisasi dengan memangkas 40 persen karyawan yang ada di cabang layanan investasi China.

Tak hanya itu Credit Suisse juga mengumumkan PHK terhadap 9.000 pekerjaan pada 2025 untuk menstabilkan pemasukan bank yang terjebak pada kerugian besar selama kuartal tiga 2022, akibat lonjakan inflasi. Hingga layanan keuangan itu merugi 4,034 miliar franc Swiss.

Baca juga: Daftar Perusahaan Media di AS yang PHK Karyawan Periode Januari-April 2023, Terbaru Vice Media

"Selama 166 tahun, Credit Suisse telah membangun waralaba yang kuat dan dihormati, tetapi kami menyadari bahwa dalam beberapa tahun terakhir kami menjadi tidak fokus," kata pimpinan Credit Suisse, Axel Lehmann.

JPMorgan

Bank investasi dan jasa keuangan asal AS, melakukan pemutusan hubungan kerja pada divisi kredit pemilikan rumah (KPR). Tak cuma itu, JPMorgan juga memindahkan ratusan pegawai ke divisi lain.

Sebagai dampak dari kebijakan Fed yang mengerek bunga secara agresif untuk memerangi inflasi. Meningkatnya laju inflasi di Amerika perlahan mengganggu permintaan kredit baru hingga memukul bisnis refinancing perumahan JPMorgan.

Tekan ini yang kemudian mendorong JPMorgan untuk melakukan pemecatan agar dapat menghentikan kerugian perusahaan ditengah ketidakpastian ekonomi Amerika.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas