Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Perbankan Reginal AS Tumbang Seret Wall Street ke Zona Merah

Pada perdagangan saham di Wall Street, Selasa (2/5/2023) harga indeks utama jatuh ke zona merah, hingga 1 persen.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Perbankan Reginal AS Tumbang Seret Wall Street ke Zona Merah
Bloomberg
Ilustrasi: Perdagangan saham di bursa Wall Street 

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK -- Kasus jatuhnya sejumlah bank di Amerika Serikat menyeret pada pasar modal.

Pada perdagangan saham di Wall Street, Selasa (2/5/2023) harga indeks utama jatuh ke zona merah, hingga 1 persen.

Selain perbankan AS yang tumbang, investor juga dikhawatirkan degan kekhawatiran baru atas sistem keuangan, di mana Amerika Serikat terancam gagal membayar utang negara.

Baca juga: Ketua The Fed Peringatkan Pertarungan Inflasi Masih Berlanjut, Wall Street Langsung Melemah Tajam

Investor juga masih menimbang seberapa lama lagi The Federal Reserve perlu menaikkan suku bunga.

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 367,17 poin atau 1,08 persen ke level 33.684,53, S&P 500 turun 48,29 poin, atau 1,16% ke level 4.119,58; dan Komposit Nasdaq turun 132,09 poin, atau 1,08%, ke level 12.080,51.

Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 12,33 miliar saham, dengan rata-rata 10,44 miliar dalam 20 hari perdagangan terakhir.

Indeks perbankan regional KBW turun 5,5%, menjadikan persentase penurunan harian terbesar sejak 13 Maret. Selama sesi tersebut, indeks tersebut mencapai level terendah sejak November 2020.

BERITA TERKAIT

Di antara saham bank dengan penurunan terbesar, saham PacWest Bancorp jatuh 27,8%, sementara saham Western Alliance Bancorp turun 15,1% dan saham Comerica Inc turun 12,4%.

Bank-bank regional AS melanjutkan penurunan yang terjadi sejak Senin kemarin, setelah penyitaan dan pelelangan First Republic Bank.

Baca juga: JPMorgan Chase Akusisi Sebagian Besar Aset First Republic Bank

Sebagian besar asetnya dibeli oleh JPMorgan Chase & Co dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Federal Deposit Insurance Corp.

Dua bank regional AS lainnya runtuh pada bulan Maret.

"Ada kekhawatiran bahwa ini belum berakhir, dan suku bunga akan (terus) naik, dan itu bisa menjadi katalis untuk lebih banyak masalah," kata Quincy Krosby, kepala strategi global di LPL Financial di Charlotte, North Carolina.

"Semakin banyak pembicaraan tentang masalah dengan real estat komersial," sebuah area yang terkait dengan bank regional, tambahnya.

Baca juga: Cegah Kebangrutan First Republic Bank, 11 Layanan Keuangan Amerika Beri Bantuan 30 Miliar Dolar

Sementara, saham energi turun seiring dengan penurunan harga minyak karena investor khawatir tentang potensi gagal bayar utang AS.

Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan pemerintah federal tidak dapat memenuhi semua kewajiban pembayarannya sebelum 1 Juni tanpa undang-undang untuk menaikkan batas pinjaman AS.

The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga 25 basis poin dalam rapat kebijakan yang diumumkan Rabu (3/5) waktu setempat, dan investor cemas untuk setiap sinyal dari bank sentral tentang apakah itu akan menjadi kenaikan terakhir untuk saat ini, atau jika kenaikan lebih lanjut dimungkinkan jika inflasi tetap tinggi.

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas