Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kemendag Akan Dalami Soal Singapura Hentikan Sementara Impor Babi Hidup dari Indonesia

Kementerian Perdagangan (Kemendag) buka suara terkait Singapura yang menghentikan sementara impor babi hidup Indonesia.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kemendag Akan Dalami Soal Singapura Hentikan Sementara Impor Babi Hidup dari Indonesia
TRIBUN MEDAN/Riski Cahyadi
Ilustrasi: Seorang petugas dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Karo menyemprotkan dessinfektan ke ternak babi di Desa Mulawari, Kecamatan Tigapanah, Kabupetan Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Sedikitnya ada 4.682 babi mati yang diduga akibat wabah virus Hog Cholera dan African Swine Fever atau demam babi Afrika di Sumatera Utara.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) buka suara terkait Singapura yang menghentikan sementara impor babi hidup Indonesia.

Diketahui, Singapura melakukan hal tersebut karena ditemukannya virus demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) oleh Badan Pangan Singapura.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi mengatakan, pihaknya akan mendalaminya terlebih dahulu.

Baca juga: Buka Ekspor Konsentrat Tembaga, Pemerintah Dianggap Langgar Aturan Sendiri

"Kita sedang mendalami itu. Penemuannya seperti apa dan kami akan lakukan cek ke produsen yang ditemukan virus itu," katanya ketika ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Kamis (4/5/2023).

Didi berujar, penemuan virus pada daging babi adalah isu yang kerap muncul.

"Itu (penemuan virus pada daging babi) lagi-lagi isu yang bisa muncul setiap saat. Kami ada beberapa solusi nanti," ujar Didi.

Berita Rekomendasi

Sejatinya, perihal ekspor daging babi ini sudah ada prosedur yang ditentukan seperti pengecekan oleh badan karantina milik Indonesia.

Namun, karena hal ini, Didi menyebut pemeriksaannya akan diperketat lagi agar penularan tak meluas.

"Pihak importir dalam hal ini adalah Singapura, memastikan apa yang diekspor, lalu yang lolos ekspor akan dicek oleh badan karantina kita," kata Didi.

"Pengecekan ini, yang bersistem zonasi, akan diperketat di Batam. Jangan sampai penularan semakin luas dan akan dikoordinasikan dengan Kemeterian Pertanian," ujarnya melanjutkan.

Baca juga: Menteri ESDM Sebut Ekspor Konsentrat Tembaga Bisa Dilakukan Hingga 2024

Sebelumnya, Singapura menghentikan sementara impor babi hidup Indonesia, tepatnya dari Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau.

Hal ini menyusul ditemukannya virus demam babi Afrika African Swine Fever (ASF) oleh Badan Pangan Singapura.

"Virus itu terdeteksi pada hari Rabu (19/4/2023) di bangkai babi di rumah pemotongan hewan di Jurong, tempat hewan tersebut disembelih untuk dimakan," kata Badan Pangan Singapura (SFA), dikutip Kompas.com dari Strait Times, Kamis (4/5/2023),

Lebih lanjut Badan Pangan Singapura mengatakan, pihaknya telah menghentikan impor babi hidup dari Pulau Bulan, yang menyumbang sekitar 15 persen dari total pasokan daging babi Singapura. Jumlah ini merupakan sekitar dua pertiga dari pasokan daging babi yang baru disembelih di Singapura.

"Investigasi sedang berlangsung di peternakan di Pulau Bulan, yang dekat Batam," kata Badan Pangan Singapura.

Badan Pangan Singapura juga mengatakan, lantaran importasi Babi dari Indonesia dihentikan, Singapura akan mengalami gangguan sementara pada pasokan daging babi yang baru disembelih.

Namun pihaknya akan bekerja sama dengan mitra industri untuk meningkatkan ketersediaan daging babi dingin dan beku dari sumber lain.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas