Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

PBB Sebut 258 Juta Orang Membutuhkan Bantuan Pangan Mendesak Pada 2022, Perang Rusia Jadi Penyebab

258 juta orang di dunia membutuhkan bantuan pangan darurat di tahun lalu karena konflik, guncangan ekonomi dan bencana iklim.

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in PBB Sebut 258 Juta Orang Membutuhkan Bantuan Pangan Mendesak Pada 2022, Perang Rusia Jadi Penyebab
AFP/GENYA SAVILOV
Sebuah gambar yang diambil pada tanggal 5 Juni 2022, menunjukkan depot yang hancur dari pabrik perbaikan gerbong barang Darnytsia, yang menjadi sasaran serangan rudal Rusia pada pagi hari di Kyiv. Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) baru-baru ini merilis sebuah laporan yang mengungkapkan sekitar 258 juta orang di dunia membutuhkan bantuan pangan darurat di tahun lalu karena konflik, guncangan ekonomi dan bencana iklim. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, PARIS – Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) baru-baru ini merilis sebuah laporan yang mengungkapkan sekitar 258 juta orang di dunia membutuhkan bantuan pangan darurat di tahun lalu karena konflik, guncangan ekonomi dan bencana iklim.

Menurut PBB, data di atas tampak meningkat tajam jika dibandingkan dengan 193 juta orang yang membutuhkan bantuan pangan darurat pada 2021.

“Lebih dari seperempat miliar orang sekarang menghadapi tingkat kelaparan akut, dan beberapa berada di ambang kelaparan. Itu tidak masuk akal,” kata Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB.

Baca juga: Sempat Berhenti, Program Pangan Dunia Kembali Beroperasi di Sudan

Laporan tersebut juga menggarisbawahi terdapat 58 negara atau wilayah yang menghadapi kerawanan pangan akut tingkat tinggi, naik dari 53 negara pada 2021.

“Lebih dari 40 persen dari mereka tinggal di negara-negara yang dilanda konflik, seperti Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Afghanistan, Nigeria, dan Yaman,” kata Guterres.

Dampak Perang Ukraina

Berita Rekomendasi

Laporan itu juga mengungkapkan jika perang yang terjadi di Ukraina memiliki andil besar terhadap krisis pangan global.

“Pendorong utama krisis pangan tahun lalu juga dikaitkan dengan dampak sosial ekonomi akibat dari pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, efek lanjutan dari perang di Ukraina dan kekeringan berulang serta cuaca ekstrem lainnya,” bunyi laporan itu.

Adapun invasi Rusia ke Ukraina pada Februari tahun lalu berdampak cukup signifikan, mengingat kontribusi besar yang diberikan Ukraina dan Rusia untuk produksi dan perdagangan bahan bakar, pupuk dan komoditas makanan penting seperti gandum, jagung dan minyak bunga matahari.

Meskipun harga pangan global telah turun pada akhir tahun lalu, PBB menyebut harga pangan masih tetap jauh di atas tingkat pra-pandemi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas