Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

8 Juta Orang Terancam Jadi Pengangguran Buntut dari Gagal Bayar Utang AS

Amerika Sterancam menghadapi lonjakan angka pengangguran sebanyak 5 persen, apabila kongres AS tak segera menangani ancaman gagal bayar utang

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in 8 Juta Orang Terancam Jadi Pengangguran Buntut dari Gagal Bayar Utang AS
CNBC
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Amerika terancam menghadapi lonjakan angka pengangguran sebanyak 5 persen, apabila kongres AS tak segera menangani ancaman gagal bayar utang di tengah krisis ekonomi global.

Peringatan tersebut disampaikan para ekonom Gedung Putih pada Kamis (4/5/2023).

Dalam laporannya mereka menyebut bahwa 8 juta warga AS akan kehilangan pekerjaan, efek dari kegagalan pemerintah AS dalam membayarkan tagihan utangnya yang telah membengkak di kisaran 31,45 triliun dolar AS per 31 Maret 2023.

Baca juga: Ekonom Sebut Modal Asing Akan Keluar dari Pasar Keuangan Indonesia Jika Amerika Gagal Bayar Utang

"Kegagalan bayar utang yang berlarut-larut kemungkinan akan menyebabkan kerusakan parah pada ekonomi, dengan pertumbuhan tingkat pekerja yang kuat saat ini menjadi penurunan yang berjumlah jutaan," kata para ekonom Gedung Putih,dikutip dari CNN, International.

Tak hanya angka pengangguran saja yang akan membengkak, ancaman gagal bayar utang juga dapat membuat Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika turun 6,1 persen, jadi yang terendah dalam sejarah.

Hal tersebut sejalan dengan prediksi awal yang telah dibuat Moody's Analytics pada bulan Maret, dimana perusahaan jasa keuangan ini telah memproyeksi apabila 7 juta pekerja akan menghadapi pemecatan massal akibat dampak gagal bayar utang jangka panjang yang dialami Amerika.

Berita Rekomendasi

Sebelum ancaman ini mencuat, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen juga turut memperingatkan negaranya untuk bersiap menghadapi malapetaka ekonomi, serta lonjakan suku bunga yang jauh lebih tinggi di tahun selanjutnya.

Lebih lanjut Yellen menjelaskan ketika gagal bayar terjadi, peringkat kredit Amerika Serikat akan di-downgrade. Pelaku pasar juga berpotensi menjual surat utang AS (Treasury) dan berimbas pada melonjaknya suku bunga lantaran terpengaruh kenaikan yield.

Tak hanya itu Treasury juga tidak lagi dipandang sebagai aset aman atau safe haven, hal ini tentunya akan mempengaruhi kinerja pasar saham AS Wall Street hingga dapat turun ke peringkat terendah dalam sejarah.

Ancaman ini disampaikan Yellen usai kongres AS menolak untuk menaikkan pagu utang senilai 1,5 triliun dolar AS.

Baca juga: PDB Amerika Serikat Hanya Tumbuh 1,1 Persen di Tengah Ancaman Gagal Bayar Utang

"Kegagalan negara akibat default berpotensi besar menimbulkan bencana ekonomi dan keuangan. Hal itu lantaran default dapat menaikkan biaya kredit selamanya, serta membuat investasi masa depan dipatok lebih mahal," jelas Yellen.

Kendati Sekretaris pers Gedung Putih Jean Pierre menegaskan negaranya tidak akan mengalami gagal bayar utang.

Namun mencegah terjadinya pembengkakan utang ditengah krisis, pemerintah AS bersama Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Kevin McCharty berencana untuk memangkas pengeluaran sebesar negara sebesar 4,5 triliun dolar AS untuk menopang kenaikkan batas utang senilai 1,5 triliun dolar AS.

Apabila pemangkasan benar – benar direalisasikan Amerika setidaknya 8 juta orang dapat terhindar dari ancaman PHK efek dari gagal bayar utang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas