Ancaman Dedolarisasi Bikin Banyak Bank Sentral Dunia Borong Emas
Mata uang dolar Amerika mulai mengalami penurunan popularitas dan di perdagangan dunia, dominasi dolar AS telah anjlok lebih dari 80 persen.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Sejumlah bank sentral dunia dilaporkan tengah berlomba meningkatkan cadangan emas negaranya, hingga cadangan emas global tembus mencapai 228,4 ton selama kuartal pertama 2023.
Jumlah tersebut melesat 176 persen bila dibandingkan dengan total cadangan emas global di tahun lalu. Bahkan peningkatan cadangan emas kali ini melampaui rekor kuartal di tahun 2013, dimana saat itu cadangan emas melesat sebesar 34 persen.
Mengutip dari Business Insider, lonjakan cadangan emas global melesat tajam akibat efek riak dari fenomena dedolarisasi atau proses penggantian dolar Amerika ke mata uang fiat lainnya.
Dolar AS awalnya muncul sebagai kekuatan ekonomi global. Namun seiring berjalannya waktu, mata uang dolar Amerika mulai mengalami penurunan popularitas.
Di perdagangan dunia, dominasi dolar AS telah anjlok lebih dari 80 persen.
Alasan ini yang kemudian membuat perbankan global mulai beralih ke aset emas yang belakangan dianggap sebagai aset paling safe haven dan dinilai mampu melindungi cadangan kekayaan suatu negara dari ancaman kontraksi ekonomi dunia.
“Emas, sekarang menjadi kendaraan pemberontakan bank sentral terhadap dolar," tulis Ruchir Sharma, CEO perusahaan investasi Rockefeller International, saat ditemui bulan lalu.
Menurut data yang dirilis perusahaan emas World Gold Council, pembelian emas dunia sebagian besar didominasi oleh bank sentral asal Asia.
Salah satunya Bank sentral Singapura yang kini memimpin sebagai pembeli emas terbanyak selama kuartal pertama tahun 2023, dimana negara ini telah memborong 69 ton emas dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.
Baca juga: Dedolarisasi Makin Masif, Ini 9 Negara dan Kawasan yang Mulai Meninggalkan Dolar Termasuk Indonesia
Kemudian di peringkat selanjutnya ada bank sentral China yang telah memborong 58 ton emas di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan ekonomi.
Sementara untuk peringkat ketiga ada Turki dengan 30 ton, dan terakhir India dengan total kepemilikan emas mencapai 7 ton.
Tren borong emas bukan kali pertama yang dilakukan bank sentral dunia, sebelumnya di tahun 2008 silam sejumlah bank sentral juga sempat berlomba menambah cadangan emasnya.
Baca juga: Tren Dedolarisasi Berlanjut, Ini Daftar Negara yang Mulai Gunakan Mata Uang Lokal Gantikan USD
Namun jumlah tersebut semakin bertambah usai ekonomi dunia dihantui ancaman krisis ditengah menguatnya isu dedolarisasi.
Tren borong emas diperkirakan akan terus terjadi dalam beberapa waktu kedepan, mengingat saat ini harga emas telah menduduki puncak tertinggi.
Baca juga: Indonesia dan Beberapa Negara Perluas Dedolarisasi, Apa Untungnya Bagi RI?
Menurut pantauan CNBC International, harga emas di pasar spot saat ini telah berada di level 2.021,37 dollar AS per ons.
Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange telah melesat ke level 2.033,20 dollar AS per ons per Senin (8/5/2023).