Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dukung Ekonomi Hijau, Sepeda Bambu Petung Jadi Cenderamata KTT Asean

Bahan baku pembuatan sepeda bambu tersebut berasal dari tujuh kabupaten Flores yang didampingi oleh YBLL.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Dukung Ekonomi Hijau, Sepeda Bambu Petung Jadi Cenderamata KTT Asean
dok Sekretariat Presiden
Para pemimpin negara ASEAN melakukan foto bersama dengan latar belakang perahu Pinisi di sela KTT ASEAN di Labuan Bajo, NTT, pada Rabu, (10/5/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para kepala negara yang hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi(KTT) ASEAN di Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan mendapatkan cenderamata berupa sepeda bambu.

Sepeda bambu dengan nama Spedagi Roda Cilik 02 tipe minivelo itu rencananya akan diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo(Jokowi) kepada para kepala negara.

Sepeda bambu tersebut dikerjakan oleh Singgih Kartono, Kreator Spedagi (Sepeda Pagi) di Temanggung, Jawa Tengah bekerja sama dengan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL).

Namun bahan baku pembuatan sepeda bambu tersebut berasal dari tujuh kabupaten Flores yang didampingi oleh YBLL.

Baca juga: Jokowi akan Pimpin Lima Pertemuan pada KTT Ke-42 ASEAN

Tujuh kabupaten tersebut antara lain, Ngada, Manggarai Timur, Sikka, Ende, Nagekeo, Manggarai Barat dan Manggarai. Dari tujuh kabupaten ini, Ngada yang paling banyak menyuplai bahan baku.

Ngada juga merupakan kabupaten pertama dan terlama di Nusa Tenggara Timur yang berkolaborasi dengan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari.

Selain itu, Ngada adalah Kabupaten pertama di Indonesia yang memiliki kampus bambu yakni Kampus Desa Bambu Turetogo, terletak di daerah Turetogo di Desa Ratogesa, Golewa.

Berita Rekomendasi

Presiden Jokowi pernah mengunjungi kampus bambu tersebut pada Juni 2022 setelah merayakan Hari Lahir Pancasila di Kota Ende.

Menariknya lagi saat di Ngada, Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Ngada yang benangnya dari serat bambu. Pakaian berbahan dasar bambu masuk kelas kain premium karena kuat dan anti jamur.

Penenun pakaian adat Bajawa yang dikenakan Jokowi adalah seorang wanita bernama Mama Monika Ngada.

Lima bulan setelah kunjungan Jokowi, Mama Monika meninggal dunia di RSUD TC Hillers di Maumere, Sikka.

Mama Monika meninggal dunia di usia 76 tahun. Paskalis Lalu, Koordinator Kampus Desa Bambu Turetogo Ngada mengatakan bambu Ngada yang dipanen untuk bahan baku Spedagi Roda Cilik 02 dari Wae Ri, Desa Ngadamana dan Desa Sarasedhu oleh Kampus Bambu Turetogo.

"Jadi tim kita yang urus ini. Yang kita kirim itu dalam bentuk yang sudah dibikin seperempat jadi yah, dipilah - pilah begitu. Tentunya tidak semuanya, kita seleksi sesuai karakteristik yang diminta, oleh tim teknis desainer Spedagi Roda Cilik 02," ujar Paskalis Lalu, Selasa (9/5).

Menurutnya, karakteristik bambu yang diminta untuk membuat Spedagi Roda Cilik 02 adalah bambu petung yang memiliki serat yang rapat.

"Jadi bambu itu kami ambil dari kebun petani yang sudah kerja sama dengan kami," ujar Paskalis.

Kreator Spedagi, Singgih Kartono mengatakan dirinya pernah ke Ngada pada 2022. Singgih kagum dengan potensi bambu di Ngada.

"Saya pernah (ke Ngada) Hutan bambu Ngada luar biasa, jauh lebih kaya dari bambu di Jawa," ujar Singgih.

Singgih Kartono mengatakan dirinya ke Ngada kala itu bekerja sama dengan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari untuk memamerkan salah satu produk Spedagi, yaitu Sepeda Bambu dalam acara peresmian Kampus Desa Bambu Turetogo pada 2022 lalu.

Menurut Singgih dalam masyarakat tradisional, bambu biasanya dimanfaatkan untuk peralatan rumah tangga, konstruksi bangunan, peralatan pertanian untuk kebutuhan dan lain - lain.

"Jadi bambu itu sebenarnya material yang sangat fleksibel digunakan. Nah sekarang ini yang dibutuhkan adalah pemakaian bambu dalam kehidupan modern," ujarnya.

"Yang perlu dikuasai sekarang adalah bagaimana mengolah bambu dari pembibitan, budidaya penebangan, pengeringan pengawetan dan itu sudah mulai dilakukan pihak Yayasan Bambu Lingkungan Lestari," tambah Singgih.

Singgih Kartono menerangkan, sepeda bambu Spedagi mulai dikembangkan awal tahun 2013 dengan tujuan menemukan jenis bambu yang tepat, desain frame sepeda yang kuat, nyaman dan estetik.

Pada akhirnya dipilih bambu petung (Dendrocalamus asper) salah satu jenis bambu terkuat dan tersedia melimpah di pedesaan.

Baca juga: Basarnas Kerahkan 40 Personel dalam Pengamanan Laut dan Udara Selama Berlangsungnya KTT ASEAN 2023

Bambu dengan diameter besar dan dinding tebal ini selain kuat memungkinkan membuat batang rangka sepeda dengan ukuran seragam.

Konstruksi bilah tangkup usuk bambu; kerangka atap rumah di pedesaan menjadi sumber inspirasi untuk meningkatkan kekakuan batang bambu. Batang bambu bilah tangkup kemudian dihubungkan sambungan metal khusus (lugs) yang diproduksi tenaga lokal menjadi kerangka sepeda.

Paduan batang bilah tangkup dengan penampang oval dan lugs metal menghasilkan desain frame yang bukan hanya indah dan berbeda, namun juga kuat dan nyaman
digunakan.

Sepeda bambu Spedagi lolos uji kendara Jakarta - Madiun sejauh 750 km, dengan total beban 90 kg, tanpa kerusakan apapun.

Green Economy

Direktur Eksekutif Yayasan Lingkungan Bambu Lestari, Monica Tanuhandaru ide sepeda bambu sebagai cenderamata untuk para kepala negara yang hadir dalam

ASEAN SUMMIT di Labuan Bajo adalah untuk mendukung green mobility, green energy dan green economy.

"Kita ingin mempromosikan bersepeda karena itu alat transportasi yang ramah lingkungan," ujarnya.

Monica mengatakan sejumlah kota di negara Asean, seperti Singapura, Vietnam, Malaysia dan Indonesia, berkeinginan dan ada yang menerapkan konsep ramah lingkungan dengan mendukung persepedaan.

"Jadi kenapa kita promosikan sepeda, karena dia tidak ada emisi atau zero emisi. Nah itu dari sisi lingkungan," ungkap Monica.

"Kalau dari sisi ekonomi, sepeda bambu yang akan diserahkan oleh Presiden Jokowi kepada para delegasi adalah sepeda terbaik di dunia, sepeda bambu, yang dibuat oleh Singgih Kartono," tambahnya.

Bambu, lanjut Monica, tidak hanya bisa diolah menjadi berbagai produk yang menarik, seperti sepeda bambu, tetapi juga memiliki potensi luar biasa untuk diolah menjadi sumber energi terbarukan, seperti black pellet. Pellet ini dapat digunakan untuk menggantikan batu bara (sumber energi fossil) di pembangkit-pembangkit listrik di dunia.

Black pellet memiliki kepadatan energi yang tinggi dan emisi karbon yang rendah.

Hal yang paling penting menurut Monica adalah potensi bambu di Flores luar biasa.

"Ada estimasi bahwa Flores memiliki potensi 5 juta rumpun bambu, ini potensi yang besar sekali untuk pengembangan energi terbarukan. Kami berterimakasih kepada Pertamina yang telah mendukung upaya kami mengembangkan wana tani bambu berbasis desa di NTT," ujar Monica.(Tribun Network/kus/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas