Beberapa Hari Eror BSI Klaim Layanan Sudah Normal, Anggota DPR Minta Manajemen Dievaluasi
BSI melakukan mitigasi risiko di sistem IT milik perseroan dengan melakukan maintenance atau pemeliharaan.
Editor: Hendra Gunawan
Menurut Kamrussamad Direksi BSI perlu dievaluasi total dari kejadian tersebut.
"Sudah berhari-hari nasabah BSI mengeluh karena tidak dapat bertransaksi melalui BSI akibat sistem yang terganggu. Direksi mesti dievaluasi total karena telah mengecewakan nasabah," kata Kamrussamad.
Kemudian Kamrussamad juga menilai bahwa BSI perlu menyiapkan maaf kepada seluruh nasabahnya atas kejadian tersebut.
Baca juga: Lakukan Maintenance System, BSI Jamin Dana Nasabah Aman
"BSI harus menyampaikan permohonan maaf ke nasabah. Serta mengumumkan kerugian yang dialami akibat kegagalan memberikan layanan serta keamanan data nasabah," tegasnya.
Diketahui Bank Syariah Indonesia (BSI) sendiri telah menyampaikan permohonan maaf atas kendala yang dialami nasabah dalam mengakses layanan BSI.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menyatakan, pihaknya terus melakukan proses normalisasi dengan fokus utama untuk menjaga dana dan data nasabah agar tetap aman.
Sejauh ini, proses normalisasi layanan telah dilakukan dengan baik. "Atas nama Bank Syariah Indonesia, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan nasabah karena adanya kendala dalam mengakses layanan BSI pada 8 Mei 2023," ujar Hery.
Perbankan Harus Tingkatkan Mitigasi
Masalah layanan mobile banking dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang sempat tak bisa digunakan beberapa hari juga membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan, OJK menegaskan perbankan perlu meningkatkan mitigasi untuk menyikapi potensi gangguan di kemudian hari.
“Potensi gangguan layanan merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan dalam penggunaan teknologi informasi di era digital,” ujar Dian.
Baca juga: BSI Alami Gangguan, Perbankan Diminta Jamin Sistem IT Aman dari Serangan Cyber
Dalam hal ini, OJK tetap mendorong perbankan untuk memanfaatkan teknologi informasi guna meningkatkan kualitas layanan. Namun, keamanan informasi, tata kelola dan perlindungan konsumen tetap perlu menjadi yang utama.
Lebih lanjut, Dian bilang OJK akan terus melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memperkuat ketahanan digital perbankan Indonesia secara menyeluruh.
Terkait kasus BSI, ia menyampaikan tim pengawas dan pemeriksa IT OJK dan BI terus melakukan komunikasi dan koordinasi untuk percepatan pemulihan pelayanan BSI kepada nasabahnya.