Indonesia Cloud & Datacenter Convention 2023 Dihadiri 2.000 Orang di Bidang IT
Gelaran Indonesia Cloud & Datacenter Convention 2023 yang dilaksanakan pada 11 Mei 2023 di Hotel Shangri-La Jakarta, dihadiri 2.000 orang
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gelaran Indonesia Cloud & Datacenter Convention 2023 yang dilaksanakan pada 11 Mei 2023 di Hotel Shangri-La Jakarta, dihadiri 2.000 orang di bidang IT lokal maupun global.
Head of W Media Singapore & Indonesia, Sam Narby mengatakan, terdapat banyak sekali pengembangan hal baru dalam industri Cloud di Indonesia, sehingga sulit untuk memantau satu per satu.
Baca juga: Raksasa Penyimpanan Cloud Dropbox PHK 500 Staff Usai Adopsi Artificial Intelligence
Dalam acara ini, kata Sam, memungkinkan semua orang untuk berkumpul dan memudahkan saling update. Di mana, pada tahun ini dikenalkan Paviliun Cloud yang banyak diikuti perusahaan cloud hosting local seperti Qwords.
Layanan Managed Service yang diberikan oleh Qwords bisa membantu bagi pengguna Public Cloud Hyperscaller Global yang memiliki target market local untuk mengkombinasikan antara public cloud dan private cloud yang dikenal sebagai hybrid cloud, dimana kombinasi yang tepat didesain dan implementasinya akan membantu penghematan biaya operasional sewa cloud global hingga 90 persen.
Baca juga: W.Media Road Show Konvensi Internasional Tentang Cloud dan Data Center
Ketua Asosiasi Cloud dan Hosting Indonesia (ACHI) Rendy Maulana Akbar mengatakan, pasar Data Center, Cloud dan Hosting di Indonesia akan terus tumbuh dengan baik kedepannya dengan catatan perlu banyak sekali edukasi kepada masyarakat Indonesia terutama dari sisi desain arsitektur cloud, penggunaan dan keamanan data.
Dimana, isu kemanan data ini memang sangat sensitif terkait dari pola perilaku pengguna dan awareness dari pengelola data.
"Kedepannya kita akan menghadapi banyak sekali kebutuhan penyimpanan serta pengolahan data, dan juga tantangan terhadap penjagaan kemanan data tersebut, siapa pun pengelola atau pemilik data dapat mengalami musibah tanpa kita duga sebelumnya, mungkin selama ini focus kita masih kepada keamanan fisik, tapi terkadang kita lupa bahwa masih banyak layer lain dalam data yang kita lupakan," ujar Rendy.