Empat Hari BSI Sempat Eror Diterpa Serangan Siber, Kelompok Hacker Ini Mengaku Bertanggung Jawab
Pada akhir pekan lalu serangan siber menerpa PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Akibat serangan itu, nasabah tidak bisa bertransaksi
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Pada akhir pekan lalu serangan siber menerpa PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Akibat serangan itu, nasabah tidak bisa bertransaksi secara online maupun offline selama beberapa hari.
Yang lebih parah lagi, data mengenai nasabah yang jumlahnya 15 juta telah dicuri oleh si hacker.
Layanan perbankan BSI mengalami gangguan selama 4 hari, mulai dari 8 Mei hingga 11 Mei 2023.
Baca juga: BSI Korban Serangan Ransomware, 15 Juta Data Pelanggan Dicuri Geng Peretas LockBit 3.0
Tak hanya layanan mobile banking, layanan kantor cabang hingga Anjungan Tunai Mandiri (ATM) tak dapat digunakan secara optimal.
Serangan ransomeware tersebut mengaku bertanggungjawab atas gangguan layanan BSI dengan kelompok peretas LockBit 3.0 sebagai biangnya.
Hal tersebut disebutkan dalan akun twitter @darktracer .
"Geng ransomware LockBit mengaku bertanggung jawab atas gangguan semua layanan di Bank Syariah Indonesia, menyatakan bahwa itu adalah akibat dari serangan mereka. Mereka juga mengumumkan telah mencuri 15 juta catatan pelanggan, informasi karyawan, dan sekitar 1,5 terabyte data internal," tulis akun itu yang dikutip pada Sabtu (13/05/2023).
Dalam unggahan itu juga terlampir data-data yang telah mereka curi.
Peretas juga mengancam akan menjual belasan juta data tersebut ke web gelap, jika negosiasi gagal.
"Mereka selanjutnya mengancam akan merilis semua data di web gelap jika negosiasi gagal," lanjut cuitan tersebut
Pakar keamanan siber sekaligus pendiri Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto juga menyampaikan hal yang sama.
Peretasan itu membuat 1,5 TB atau terabyte itu termasuk data karyawan, dokumen keuangan, dokumen legal, NDA dan lain-lainnya dicuri.
Baca juga: Dikabarkan Jadi Korban Ransomware, Bos BSI: Kami Prioritaskan Data dan Dana Nasabah
"Total data yang dicuri 1,5 TB. Diantaranya 15 juta data pengguna dan password untuk akses internal & layanan yang mereka gunakan," cuit Teguh.
Pakar Keamanan Siber sekaligus Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber Communication & Information System Security Research Centre (CISSReC) Pratama Persadha membeberkan awal mula geng ransomware Lockbit 3.0.