Cerita UMKM Denayu Jogja, Berawal Jualan Kerudung hingga Raup Untung dari Fesyen Khas Tenun
Cerita UMKM Denayu asal Yogyakarta. Berawal dari jualan kerudung kini omzet puluhan juta per bulan dengan produk fesyen kain tenun.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Garudea Prabawati
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Berawal dari jualan kerudung, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Denayu Yogyakarta mulai meraup untung dengan produk fesyen khas kain tenun beromzet puluhan juta per bulan.
Pemilik Denayu, Rifqi Amanullah (28) mulai merintis usahanya pada awal 2017.
Saat itu Rifqi masih berstatus mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
Ia menjual kerudung di Sunmor UGM, pasar dadakan tiap Minggu pagi yang berada di wilayah Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Waktu itu memilih jualan kerudung karena dengan modal yang ada, nyisihin uang saku dan yang bisa tergarap ya itu," ungkap Rifqi saat ditemui di Rumah BUMN Yogyakarta, Jalan Sagan Timur, Yogyakarta, Senin (15/5/2023).
Baca juga: Berawal dari Coba-coba, Produk UMKM dari Limbah Koran Kini ‘Mejeng’ di Hotel Bintang Lima
Rifqi kemudian juga mulai berjualan secara daring.
Pada 2018, ia mulai mengenal kain tenun dan mulai membuat aneka produk fesyen.
Produk Denayu berfokus pada fesyen wanita, seperti outer, gamis, dan dress.
Tetapi, ada pula produk untuk pria maupun busana sarimbit.
Ketekunan pria kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat itu mulai membuahkan hasil.
Omzet penjualan Denayu mencapai Rp 25-30 juta per bulan.
Selain dipasarkan secara daring lewat media sosial dan e-commerce, produk Denayu sudah bisa dibeli di sejumlah toko offline di Galeria Mall.
Selain itu produk Denayu bisa dijumpai di toko Jogja Pasaraya dan Adi Kusumo yang berada di kawasan Malioboro.