Ketua Kadin Ungkap Pengaruh Tahun Politik Terhadap Investasi di IKN
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid memberikan pandangannya terkait keraguan para calon investor di masa pemilu
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid memberikan pandangannya terkait keraguan para calon investor di Ibu Kota Nusantara (IKN) jelang masa pemilu 2024.
Diketahui, pelaksanaan pemilu berpengaruh terhadap kondusivitas sosial dan ekonomi di sebuah negara atau wilayah, yang kemudian berdampak pula bagi iklim investasi.
Menurut Arsjad, para calon investor kini telah meyakini bahwa dampak pemilu di Tanah Air tidak terlalu memberikan ancaman serius.
Baca juga: Bertemu Presiden Korsel di Jepang, Jokowi Bahas Investasi di IKN hingga Minta Tambahan Kuota PMI
Hal ini berkaca dari pelaksanaan Pemilu di tahun 2019, di mana saat itu Pemilu berlangsung aman. Ditambah lagi dua kubu yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto kini telah bersatu.
"Pasti ada pemikiran itu (keraguan jelang pemilu), kan semua punya kekhawatiran. Tapi disini juga mereka melihat Indonesia pada pemilu yang lalu, apa yang terjadi? Pak Jokowi dan Pak Prabowo bersatu," ucap Arsjad dalam diskusi 'Membedah Peluang Investasi di Ibu Kota Nusantara' di Jakarta, Selasa (23/5/2023).
"Ini udah melihat bahwa Indonesia itu mau bagaimanapun Alhamdulillah sampai hari ini proses demokrasi kita Alhamdulillah aman," sambungnya.
Senada dengan Arsjad, Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) juga turut menanggapi isu keraguan investasi di IKN Nusantara jelang pemilu 2024.
Adapun saat ini Otorita IKN telah mencatat ada 220 letter of interest (LoI) terkait investasi di calon ibu kota baru.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono mengungkapkan, pembangunan IKN merupakan proyek jangka panjang.
Sehingga dapat dikatakan tidak terganggu dengan adanya pergantian Kepala Negara pada tahun depan.
"Pemimpinnya siapa pun di Republik ini pasti pemimpin itu akan memahami, akan melihat bagaimana kebutuhan dan bagaimana dukungan para investor," papar Agung.
"Para ekonom yang juga menginginkan ada manfaat dari proyek tersebut. Jadi dia enggak ada bertanya 'nanti kalau ganti presiden bagaimana?' enggak, is a long way, is a long process," pungkasnya.
Baca juga: Luhut Dapat Tugas Baru Jadi Ketua Percepatan Investasi IKN
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono menyebutkan, banyak pihak yang berminat untuk berinvestasi di IKN.
Berdasarkan catatannya, terdapat 220 surat ketertarikan investasi atau Letter of Interest yang diterima.
Total Letter of Interest (LoI) merupakan akumulasi dari calon investor dalam negeri maupun asing.
Ia melanjutkan, para calon investor ini tengah melihat ke lapangan dan melakukan studi kelayakan dan rencana bisnis.
"Total awal yang namanya LoI keinginan dari calon investor swasta dalam dan luar negeri kita sekarang dapat kira-kira lebih dari 220 LoI," ucap Bambang dalam diskusi 'Membedah Peluang Investasi di Ibu Kota Nusantara' di Jakarta, Selasa (23/5/2023).
"Tapi dari LoI menjadi macul (pembangunan proyek) di lapangan itu membutuhkan waktu. Saya tau Ibu Bapak calon investor akan membuat suatu feasibility study dengan data yang lebih lengkap," tukasnya.