Iklim Investasi Tambang Nikel di Konawe Utara Didorong Terus Kondusif
iklim investasi pertambangan nikel di kabupaten ini terutama di Blok Morombo, didorong tetap kondusif dalam jangka panjang
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabupaten Konawe Utara di Sulawesi Tenggara, kini menjadi salah satu tambang nikel andalan di Indonesia.
Karena itu, iklim investasi pertambangan nikel di kabupaten ini terutama di Blok Morombo, didorong tetap kondusif dalam jangka panjang, dengan tetap menjamin kepastian berinvestasi bagi investor.
Baca juga: Turunnya Permintaan Stainless Steel Dunia Jadi Tantangan Baru Pebisnis Nikel
"Kami mendorong aparat penegak hukum seperti kejaksaan, Polri dan dibantu TNI selalu memastikan bahwa kegiatan penambangan nikel di Konawe Utara berjalan baik dan menjamin keamanan berinvestasi," ungkap Ketua bidang Investasi DPP Serikat Pekerja Nikel Indonesia (SPNI) Maulana Iksan dalam keterangan tertulis, Rabu (24/5/2023).
Dia menekankan agar Pemerintah memberikan kepastian kepada investor dan tidak ada investor nikel yang dirugikan di Konawe Utara.
"Hal itu menurut kami penting dilakukan agar penambangan berjalan baik, demi memberi pemasukan untuk negara, dan kemakmuran masyarakat," imbuh Maulana.
Pihaknya juga meminta agar Pemerintah terus memantau demi memastikan kegiatan penambangan berjalan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca juga: KSPN Kecam Perusahaan Tambang Nikel di Sulawesi: Mereka Berperilaku Seperti VOC
Dia berharap penyelesaian polemik tambang nikel di wilayah ini tidak berlarut-larut agar tidak menjadi polemik berkepanjangan yang dikhawatirkan akan merugikan iklim investasi di wilayah ini dan juga merugikan masyarakat yang berisiko kehilangan pekerjaan.
Mengutip Kompas.com, nikel kini menjadi tambang sumber daya alam andalan Konawe Utara dengan cadangan sumber daya nikel 1,8 miliar metrik ton.
Baca juga: Ada Industri Hilirisasi Nikel, Ekonom Proyeksi Maluku Utara Jadi Masa Depan Ekonomi Indonesia
Besarnya cadangan nikel tersebut menjadikan Konawe Utara sebagai daerah dengan potensi nikel terbesar di Indonesia dan di dunia.
Menurut data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2020 total neraca sumber daya bijih nikel Indonesia mencapai 11.88 miliar ton.
Total sumber daya logam nikel sebesar 174 juta ton. Selain sebagai komponen baterai utama kendaraan listrik, peradaban modern sangat tergantung pada nikel.
Sebanyak 90 persen cadangan nikel di Indonesia tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara.
Pada 2019, Indonesia pernah menjadi produsen tambang bijih nikel terbesar di dunia, dengan produksi nikel dunia sebanyak 2,668 juta ton Ni.