Jepang dan China Akan Merugi Jika Amerika Gagal Bayar Utang, Nilai Tukar Rupiah Bisa Tembus Rp15.000
Peringkat atau rating surat utang Negeri Paman Sam akan dipangkas ketika benar-benar terjadi gagal bayar, sehingga merugikan beberapa pihak.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dosen sekaligus praktisi pasar modal Lanjar Nafi membeberkan dampak jika Amerika Serikat (AS) gagal bayar surat utang pada Juni ini terhadap sektor keuangan dunia.
Menurutnya, peringkat atau rating surat utang Negeri Paman Sam akan dipangkas ketika benar-benar terjadi gagal bayar, sehingga merugikan beberapa pihak.
"Akan terjadi pemangkasan rating utang Amerika yang juga akan merugikan para pemegang obligasi Amerika. Seperti Jepang dan China, sehingga sektor keuangan akan penuh dengan tantangan," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Jumat (2/6/2023).
Baca juga: 314 Anggota Parlemen AS Loloskan RUU Plafon Utang, Amerika Selamat dari Potensi Gagal Bayar Utang
Lebih lanjut, Lanjar menilai kegagalan pembayaran utang Amerika apabila terjadi, tentu akan membuat nilai terhadap dolar AS menurun karena akan terjadi pemangkasan rating utang dari berbagai lembaga pemeringkat di dunia.
Selain itu, membuat Federal Open Market Committee (FOMC) yang merupakan rapat kebijakan Bank Sentral AS di pertengahan Juni ini akan berpotensi lebih dovish atau menunda kenaikan suku bunga.
"Sebagai informasi, saat ini rating utang Amerika adalah sempurna AAA," tutur Lanjar.
Dia menambahkan, jika nilai Greenback menurun, nilai tukar terhadap dolar AS di negara mitra dagang akan lebih kuat, demikian juga dengan rupiah tentunya.
"Rupiah berpotensi bergerak pada rentang Rp14.920 hingga Rp15.133 per dolar AS (pada Juni)" pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengungkap potensi negaranya yang akan mengalami bencana keuangan apabila para kongres gagal membayarkan tagihan utangnya.
Ancaman tersebut dilontarkan Yellen setelah kongres AS gagal menaikkan pagu atau batas pinjaman ditengah lonjakan utang yang telah membengkak ke kisaran 31,45 triliun dolar AS per 31 Maret 2023, dikutip dari Reuters.
Berbagai cara telah dilakukan agar kongres Gedung Putih menaikan pagu batas pinjaman, termasuk memberikan solusi untuk melipatgandakan pemotongan pengeluaran sebesar 4,5 triliun dollar AS.
Akan tetapi peringatan tersebut tak ujung diindahkan para kongres Gedung Putih dan tim negosiasi Biden, mereka justru menolak semua penawaran apapun dari Partai Republik untuk menaikkan pagu utang.
Lantaran ancaman gagal bayar utang semakin mengancam perekonomian Amerika, hingga dapat memicu lonjakan defisit tahunan AS menjadi 2 triliun dolar AS antara 2024 dan 2033.